Selamat pagi teman teman pembaca Kyuri Shipper. Dengan berat hati aku akan mengumumkan bahwa proses editing novel FF kesayangan kita tidak akan dilanjutkan karena penerbit yang menaungi novel ini OFF dan seluruh karya penulisnya dikembalikan ke penulis.
Selama ini kalian sudah menanti demikian lama ff ini muncul lagi di Playstore bahkan berharap akan dicetak, namun nyatanya hal itu tidak akan terjadi. Padahal seluruh cerita sudah di delete demi kepentingan penerbit. Namun apalah daya ada hal yang membuat penerbit menutup penerbitaanya.
Mohon maaf ya teman-teman. Mungkin MWY akan segera ku unpublish baik di wattpad mau pun di blog. Karena seluruh file awal telah kurevisi dan lupa ku save yang lama. Jadinya FF ini jauh berbeda dari publish pertama.. Hik hik..
Maka dari itu aku akan mengambil keputusan untuk meremake FF ini seperti yang kulakukan pada FF RUNAWAY BRIDE yang telah ku publish kembali ke wattpad dalam versi jepang. Hal tersebut pun akan kulakukan pada MWY ke depannya.
Seluruh karakter dan setting cerita akan kurombak baru dalam nuansa baru pula. Bisa bersetting indonesia, jepang atau pun western yang pasti tidak lagi menjadi FF.
Akhir kata aku ucapkan terimakasih atas dukungan kalian selama ini baik dalam bentuk bacaan elektronik mau pun wattpad dan blog.
Anneyeong ^^ Mian ne Readers sedikit terlambat mempublish part 2 ini. Part ini adalah awal dari masa dewasa para cast di FF ini. Kuharap kalian semua senang akan kemunculan mereka yang sudah menjadi dewasa. Maka di part ini aku menuntaskan tugas Kyuhyun kecil bersama Yuri kecil. Dan tentu saja di part ini akan kutuliskan proses bagaimana Yuri dapat berbicara lagi. Baikklaaaah…tanpa berlama lagi aku tutup deh basa basi ku ini. happy reading ^^Â
~~~~oo~~~~
Jung Soo merasakan bagaimana kuatnya ombak menyambut tubuhnya. Melalui matanya dia melihat Hani yang mengapung dilaut. Binatang itu masih hidup namun pemiliknya bersama Kyuhyun tidak tampak bersamanya. Pikiran Jung Soo mengatakan bahwa keduanya tenggelam. Segera setelah berpikir begitu, Jung Soo cepat menyelam kedalam laut. …readmore-Â
“Apakah kau member baru SNSD? Menggantikan Sica,” senyum Kyuhyun.
Yuri terhuyung ke belakang dan hampir jatuh jika Donghae tidak segera merangkul bahunya. Dadanya begitu sempit dan matanya terasa panas. Dia menatap Kyuhyun dengan pandangan terluka. …readmore…-
Nb: disarankan saat membaca part ini reader sambil mendengar song “complete” milik SNSD dan song “till i reach your star” milik Cho Kyuhyun.
Incheon Airport, Seoul, Korea Selatan
Yuri menaiki taksi menuju dorm SNSD tanpa Kyuhyun. Sesampai mereka di Incheon, Yuri langsung memisahkan diri kru MWI dan Kyuhyun. Dari kejauhan dia dapat melihat Jung Hoon menjemput Kyuhyun dan tampak kerumunan paparazzi di sekeliling mereka di Incheon. …readmore-
note: aku sarankan ketika kalian membaca part ini sambil dengerin lagunya TTS yang Whisper ^^ biar feelnya ngena hehe
Yuri kembali ke Korea tepat ketika Kyuhyun mendapatkan proyek variety show ke India bersama para Kyuline. Syuting di India memakan beberapa hari sehingga Yuri dan Kyuhyun sama sekali tidak bertemu. Namun karena sudah tahu akan penyakit amnesia jenis apa yang diderita Kyuhyun, sedapat mungkin mereka selalu berkomunikasi seolah mereka takut kehilangan memory Kyuhyun.
Kyuhyun merayakan ulang tahunnya di India bersama para Kyuline dengan sederhana. Meskipun begitu hari ulang tahun Kyuhyun menjadi nomor 1 trending worldwide.
Yuri mengetahui hal itu namun padatnya jadwal SNSD untuk persiapan single terbaru membuat dia tidak mempunyai kesempatan untuk menghubungi Kyuhyun. Apalagi jadwal individunya di acara Dating Alone dan pelatih Yoga menguras perhatiannya.
Sementara itu dari perkembangan terapi Kyuhyun sama sekali belum ada hasil yang siknifikan. Selama Kyuhyun berada di India, para member Suju membicarakannya bersama Jung Hoon, sang manager. …readmore-
Kyuhyun terbangun seketika saat mendengar jeritan Yuri tepat di telinganya. Belum sempat dia berbunyi apapun, dadanya sudah didorong Yuri dengan kuat sehingga tanpa dapat dicegah lagi dia terguling jatuh dari ranjang.
BUKK!!!!
Yuri cepat duduk dan memperhatikan pakaiannya di bawah selimut dan bernapas lega. Dia masih berpakaian lengkap. Tapi jantungnya seperti mau lepas, wajahnya rasanya siap terbakar membayangkan sepanjang malam dia tidur dalam pelukan Kyuhyun.
“Kau….Oppa kau mengambil kesempatan disaat aku mabuk??!!”, tunjuk Yuri merah padam. …readmore-
Hangaram Theater merupakan salah satu bangunan yang berada di komplek Seoul Arts Center. Malam itu tampak dipenuhi oleh para remaja korea serta beberapa artis yang datang untuk menonton pertunjukan musikal “ROBINHOOD” yang salah satu aktornya adalah Kyuhyun.
Yuri turun dari mobil kru MWI bersama Donghae yang tampak mengenakan t-shirt lengan panjang dan topi. Pria itu sengaja mengenakan kacamata bening diatas hidungnya yang bagus. …readmore-
Penanyangan episode tidur seranjang membuat rating semakin naik dengan pesat. Terutama di sosial media twitter dan instagram, video episode itu tersebar luas. Terutama ketika adegan Kyuhyun mencium dahi Yuri diawal episode itu, dimana Yuri sedang tidur dan itu dilakukan tanpa skenario apapun. Itu terjadi ketika kamera sedang On dan adegan langsung dilanjutkan dengan mereka yang tidur seranjang.
Wajah Yuri merah padam melihat adegan diluar skenario tersebut apalagi saat itu dia menonton bersama member SNSD dan Suju di ruang latihan di gedung SM malam itu.
Suara sorakan dan siulan menggoda Yuri ketika mereka melihat betapa Kyuhyun mencium dahi Yuri tanpa sepengetahuan gadis itu. Hanya Donghae yang tidak terlalu antusias menggoda Yuri. Dia hanya berdiri diam saja sambil meneguk air mineralnya.
Yuri menggoyang kedua tangannya seraya melayangkan pandangannya untuk mencari Kyuhyun. “Anio…!! Aku sungguh tidak tahu jika ada adegan itu sebelum yang kemarin”, elak Yuri sewaktu Yoona tertawa menggoda. Matanya sibuk mencari sosok Kyuhyun diantara member Suju. Tapi pria itu tidak ada disitu.
Yuri mengepalkan tinjunya. Awas saja kau, Oppa!! Tunggu nanti kalau sudah di apartement, desisnya dalam hati.
Sepertinya Leeteuk mengetahui jalan pikiran Yuri. Dengan tersenyum lebar, sang leader berkata tenang.
“Kyuhyun tidak ada sekarang. Setelah latihan dance tadi dia pergi bersama Sungmin”.
Yuri mencibir sambil melipat tangan didada. “Cih! Paling dia sudah tahu bahwa kita akan menonton episode itu sehingga dia sudah merencanakan melarikan diri dariku! Pencuri ciuman”, omel Yuri geram.
Sooyoung melingkarkan tangan di bahu Yuri seraya menusuk pipi gadis itu. “Ooooo…pencuri ciuman? Kalau itu kau sebut sebagai pencuri ciuman, yang dulu kau sebut apa?”, goda Sooyoung.
Yuri membalikkan tubuhnya dan memukul lengan Sooyoung. “YAA!! Tutup mulut”, seru Yuri sewot.
“Lebih baik kau tanya Siwon. Kyu tidak sedang kabur. Dia memang mempunyai janji temu dengan seseorang bersama Sungmin”, Leeteuk menyela diantara perang mulut Yuri dan Sooyoung.
Yuri menghentikan kegiatannya mencubit pipi Sooyoung dan menoleh Leeteuk dengan heran. Ditepisnya tangan Sooyoung yang sedang menarik ujung rambutnya dan mendekati Leeteuk yang sedang memotret kaki untuk di posting di Instagram.
“Janji temu? Dengan siapa?”, tanya Yuri penasaran.
Tanpa menoleh Leeteuk menjawab Yuri. “Ah…memangnya sejak kami kembali dari SS6 di Osaka dia tidak bercerita apapun?”.
Yuri menatap Leeteuk semakin heran. Jantungnya berdebar kencang. Dia jadi teringat kalimat Kyuhyun 2 hari yang lalu setelah mereka selesai syuting tidur bersama. Aku memang mengunjungi dokter. Aku sakit. Kau bisa bertanya dengan siapa saja yang ada di SUJU.
Yuri membelalakkan matanya. Dia mengguncang lengan Leeteuk. “Oppa, katakan padaku kemana Kyuhyun pergi?”, melihat Leeteuk masih saja asyik memotret kakinya, Yuri mulai dongkol. “Oppa…apa aku perlu mengeluarkan suara dinosaurusku?”,ancam Yuri. Siapapun di member Suju tahu bahwa Leeteuk takut dengan Yuri sewaktu masa trainee gadis itu pernah meniru suara dinosaurus dan berhasil menakuti sang leader Suju.
Benar saja, Leeteuk tampak berjengit dan menatap Yuri horor. Tapi kemudian terdengar suara Donghae.
“Tak perlu diancam menjadi dinosaurus! Kaukan cukup menghentikan kegiatan foto kaki konyolmu itu Hyung dan katakan kemana Kyu pergi bersama Sungmin”, senyum Donghae.
Leeteuk menggaruk lehernya. Dia menatap Yuri yang tampak sangat serius menunggu jawabannya sampai-sampai tidak peduli dengan member SNSD lainnya yang mulai mencoba gerakan dance baru mereka.
“Aish! Ini bukan kapasitasku untuk memberitahu masalah itu! Kau sajalah Hae”, Leeteuk berdiri dari duduknya membuat Donghae menggerutu.
“Hyung!! Kaukan leader”, teriak Donghae.
Leeteuk menjawab sambil berjalan menjauh. “Aku tidak mau mengatakannya!”.
Donghae menghela napas. Yuri makin heran dan bingung. “Sebenarnya ada apa sih?”, tanyanya pada Donghae.
Donghae menatap Yuri dengan lekat. Dia bangkit berdiri diikuti Yuri. “Aku tidak tahu detailnya tapi aku hanya bisa berkata bahwa sekarang Kyu pergi ke Dokter Kim untuk menjalani terapi dan herbal. Kurasa kau bisa bertanya lebih jelas pada Siwon…”, belum selesai kalimat itu, Donghae melihat Yuri sudah berlari menuju dimana Siwon berada. Berdiri disamping lemari pendingin mengambil sebotol coke.
Donghae mendongak ke langit-langit. “Ahh..mengapa ini jadi sangat menyebalkan sih?”, dia menurunkan kembali wajahnya dan melihat Yuri kini sedang berbicara dengan Siwon.
***
Yuri menaiki taksi yang melaju kearah daerah Dongdaemun dimana berada praktek Dokter Kim Jae Jung, spesialis Otak dan Syarat dan sekaligus juga dokter umum. Yuri menatap jalanan Seoul menuju Dongdaemun sambil menggigiti ujung kukunya.
Ucapan Siwon masih cukup jelas melekat di benaknya.
“Kyu menderita Retrogade Amnesia. Dimana seseorang tidak dapat mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum menderita amnesia. Maksud disini adalah memori terakhir yang tersimpan sebelum kecelakaan. Jika itu berhubungan dengan satu objek maka yang terlupakan adalah objek itu saja secara keseluruhan. Itu istilah kedokterannya. Singkatnya dia kehilangan separuh memorinya yang berhubungan dengan dirimu. Karena ketika kecelakaan itu terjadi sistem syaraf di otaknya merekam semua tentang dirimu. Hal terakhir yang diingatnya adalah tentangmu. Makanya selama bertahun-tahun ini dia bagai menjadi orang asing bagimu. Dia disarankan untuk terapi dan herbal meski keberhasilannya hanya 75%”.
Yuri mengetuk kaca jendela taksi dengan kesal. “Mana ada amnesia semacam itu! Itu pasti keliru!”, bantah Yuri. Namun dia tahu bahwa jauh didasar hatinya dia tidak membantah diagnosa tersebut. Dia pernah mendengar amnesia sejenis itu bahkan telah di filmkan. Diperankan oleh Drew Barrymore dan Adam Sandler. Dimana Drew berperan sebagai seorang gadis yang memiliki penyakit yang melupakan seluruh hari yang dijalani sehari penuh ketika bangun pagi keesokan harinya. Drew melupakan semuanya. Bahkan kekasihnya.
Yuri menyandarkan keningnya dikaca jendela “Demi Tuhan..itukan cuma cerita..masa iya sekarang dialami oleh Kyuhyun? Tapi cerita itu difilmkan karena memang ada jenis penyakit seperti itu”, sangking kaget, sedih dan marah bercampur aduk, Yuri jadi berbicara sendiri di taksi tersebut.
Yuri tersadar dan menaikkan syalnya menutupi mulutnya. “Oo..aku baik-baik saja”.
Sementara Yuri menuju Dongdaemun, Kyuhyun baru saja menyelesaikan sesi terapi kognitif yang dilakukan oleh Dokter Kim. Dokter tua itu memulai dengan sesi tanya jawab seputar tentang memori Kyuhyun sebelum kecelakaan dan dia menyinggung sedikit tentang Yuri. Sungmin memberikan bantuan dengan informasi foto-foto dan video tentang kebersamaan Kyuhyun dan Yuri sebelum kecelakaan. Dokter Kim berusaha mendobrak memori paling dasar yang dimiliki Kyuhyun namun untuk pertemuan pertama Kyuhyun masih belum bisa mengingat apapun tentang Yuri.
“Bagaimana dengan kebiasan-kebiasaan yang muncul tanpa kusadari?”, tanya Kyuhyun ketika Dokter Kim mengakhiri pemeriksaan.
Dokter Kim tersenyum. “Itu terjadi karena jauh dibawah sadarmu memori itu menghentak ingin muncul karena kedekatanmu dengan objek itu. Kurasa itu permulaan yang bagus. Ada kemungkinan terapi ini akan berhasil. Kita akan melanjutkan terapi minggu depan”, Dokter Kim mengantar Kyuhyun dan Sungmin menuju pintu keluar praktek.
“Apakah keluargamu dan managermu tahu yang sedang kau lakukan ini? Terutama pihak SM?”, tanya Dokter Kim sambil menatap Kyuhyun yang memakai parkanya.
Kyuhyun dan Sungmin saling pandang. Kyuhyun tertawa. “Aku belum memberi tahu keluargaku. Kupikir lebih baik hanya member Suju dan Managerku sajalah yang tahu. Lagipula ini bukan penyakit emergency, hanya karena keinginanku saja”, terang Kyuhyun ringan.
Dokter Kim melepas jas dokternya. “Bagaimana dengan pihak SM? Bukankah akan bermasalah jika publik mengetahui kau sedang menjalani terapi”. Dokter tua itu melihat Kyuhyun tampak terlalu santai menghadapi kemungkinan-kemungkinan. Bagaimanapun pasien mudanya yang tampan ini sangat terkenal.
Kyuhyun tertawa tipis. “Kalaupun pihak SM tahu akan menutup mata dan telinga asalkan jangan ada foto yang tersebar di publik oleh dispatch maupun sasaeng diluar sana. Baiklah Dokter Kim, kami pulang dulu”, Kyuhyun setengah menyeret Sungmin untuk berlalu dari mata Dokter Kim.
“Ah..Dokter Kim terlalu mengkhawatirkan pengobatan ini”, keluh Kyuhyun sambil mendorong pintu kaca praktek.
Sungmin melirik Kyuhyun. Dalam hati dia setuju akan sikap khawatir Dokter Kim. Sebelum mereka pergi ke Dokter Kim, dokter tua itu menyempatkan diri menelpon Sungmin. Dia mengatakan bahwa jika sesi terapi dan herbal tidak menunjukkan kemajuan, ada kemungkinan Kyuhyun harus melakukan operasi. Setelah diteliti dari gambar scan otak Kyuhyun terdapat syaraf yang terjepit. Hal itu mengganggu memori dari si penderita.
Sungmin lebih memilih memukul kepala maknaenya itu daripada harus menjalani operasi. Rasanya Sungmin jadi ikutan sakit kepala melihat kondisi itu.
Sungmin menabrak punggung Kyuhyun yang secara mendadak berhenti tepat didepannya. Dia hendak mengomel pada Kyuhyun namun perhatiannya tertuju pada sosok yang berdiri tepat didepan praktek Dokter Kim.
Yuri berdiri didepan gedung praktek Dokter Kim dengan kedua tangan berada disaku parkanya, syal yang melingkari lehernya dan sebuah topi rajut menutupi kepalanya yang cantik. Yuri tampak berdiri tegak sambil menatap Kyuhyun dengan bibir terkatup rapat.
Kyuhyun dan Sungmin merasakan gelagat tidak enak yang ditampilkan oleh Yuri. Sambil tersenyum manis, Sungmin menepuk bahu Kyuhyun. “Aku duluan kembali ke dorm”, kemudian dibisikinya Kyuhyun. “Kau sendiri yang mengurusnya ya”, kedip Sungmin.
“Hyung…”, Kyuhyun menggapai Sungmin yang melenggang dengan santai meninggalkannya bersama Yuri.
“Oppa!”, suara Yuri terdengar lantang dan Kyuhyun tersentak. Sejenak dia mendengar ada getaran disuara keras itu.
“Ne…”, perlahan Kyuhyun memandang Yuri yang berjalan mendekat. “Ah, Yuri-ssi..kebetulan kita bertemu..apa kau mau beli obat”, Kyuhyun menunjuk apotek disebelah praktek Dokter Kim dengan asal. Dia mulai melangkah mundur melihat Yuri mendekat dengan wajah menatap lekat padanya,kedua tangan gadis itu terkepal di kedua sisi tubuhnya. Waspada dengan tangan itu, Kyu…
Baru saja Kyuhyun berpikir begitu, tahu-tahu saja dia sudah merasakan pipinya perih.
PLAK!!!
Kyuhyun segera meraba pipi kanannya yang ditampar Yuri. Matanya terbelalak melihat betapa cepatnya tangan Yuri bergerak. Dia meringis dan mengomel dalam hati. Idola mana yang ditampar dua kali selain aku!! Geeezzzz!!
“Yuri-ssi…”, Kyuhyun menegur Yuri dengan kesal namun dia tertegun melihat gadis didepannya itu berdiri dengan tubuh gemetar dan menggigit bibir dengan keras. Dalam penglihatan Kyuhyun, Yuri sedang berjuang mati-matian menahan marah? Hei! Apakah itu airmata yang menggenang di mata itu?
Tiba-tiba saja pikiran Kyuhyun terhenti ketika dengan cepat Yuri menerpanya dan memeluknya. Kyuhyun terlalu terkejut sehingga hanya dapat terdiam saja merasakan betapa Yuri memeluknya dengan erat. Kedua lengan gadis itu melingkari pinggangnya dan menyusupkan wajahnya dilekuk lehernya yang terasa berdenyut.
Yuri memeluk Kyuhyun makin ketat membuat Kyuhyun nyaris sesak napas. Dia menunduk dan melihat kepala Yuri. Didengarnya gumaman Yuri disela-sela pelukannya.
“Mengapa…mengapa tidak terus terang!”, desis Yuri.
Kyuhyun menunduk, jantungnya berdesir. Beberapa pejalan kaki tampak menatap mereka dengan penasaran, hanya karena Kyuhyun memakai tudung parkanya,wajahnya jadi tidak terlalu jelas dilihat. Kyuhyun menduga bahwa Yuri sudah mengetahui apa yang dialaminya. Dia mendongak ke langit dan melihat butiran salju putih jatuh ke bumi Seoul.
Yuri melonggarkan pelukannya dan perlahan-lahan menjauhkan dirinya dari Kyuhyun. Sambil menunduk dan mengusap wajahnya, Yuri kembali bersuara. “Jadi memang benar kau mengalami amnesia apalah itu?! Tahun-tahun yang lalu dimana kau seolah mengabaikan itu bukan karena kau ingin menjauhiku tapi karena..”, Yuri ngeri untuk menyambung kata-katanya.
Kyuhyun mengangkat dagu Yuri dan membawa mata bening itu untuk menatapnya. “Mian ne…apakah selama itu aku telah menyakitimu”, ucap Kyuhyun halus.
Yuri merasakan airmatanya kembali menggenang. Dia tidak tahu mengapa dia menjadi sentimentil begitu. Sakit? Apa yang dirasakannya lebih dari rasa sakit itu sendiri.
“Jelaskan aku lebih detail tentang amnesia itu. Siwon oppa tidak terlalu jelas memberikan penjelasannya”, ucap Yuri. Pipinya terasa panas ketika Kyuhyun masih saja memegang dagunya.
Kyuhyun menghela napas panjang. “Penjelasannya cukup panjang dan sedikit rumit”, kata Kyuhyun.
Yuri menggeleng. “Kau bisa menceritakannya sambil kita berjalan pulang ke apartement”, sahut Yuri.
Mata Kyuhyun terbelalak. Dia melepas pegangannya pada dagu Yuri dan memasukkan kedua tangannya disaku parkanya.
“Jalan kaki? Dibawah salju begini?”, protes Kyuhyun. Tapi dia melangkah juga disamping Yuri yang mesem-mesem.
“Cukup romantiskan? Sayang sekali Seung Min Oppa melewatkannya”, Yuri melirik Kyuhyun. “Kita bercerita sambil makan ramen ya dipersimpangan sana”, Yuri menunjuk bagian sudut blok di Dongdaemun yang berada sebuah tenda ramen dan kimchi.
“Aku yang bayar?”, tanya Kyuhyun menaikkan alisnya.
“Tentu saja. Sebagai hukuman kau sudah menyembunyikan padaku bahwa kau amnesia”.
“Tapi aku juga tidak mau amnesia”, bantah Kyuhyun lalu dia menatap Yuri dengan penasaran. “Lalu…tamparan tadi?”.
Kyuhyun melihat pipi Yuri mulai merona. Dengan cepat gadis itu menarik syalnya menutupi lehernya. “Tamparan itu untuk kau yang mencuri ciumku…”
Kyuhyun menoleh Yuri. “Mo?”.
Yuri mencucutkan bibirnya. “Itu..bagian yang kau mencium dahiku..ketika aku sedang tidur..waktu diawal kita hidup seatap”, Yuri menatap Kyuhyun dengan tajam.
Seketika wajah Kyuhyun memerah dan dia menjadi salah tingkah. “Ahh…itu…mian ne, Yuri-ssi..aku…”
“Tidak apa-apa”, potong Yuri dengan tersenyum. “Aku sudah sangat puas telah menamparmu”, kekeh Yuri.
Kyuhyun meraih leher Yuri dan merangkul gadis itu dalam lengannya. Dia menjitak pelan dahi mulus itu sambil tertawa. Mereka berjalan sepanjang Dongdaemun seperti itu. Kyuhyun merasa tidak ingin mengatakan apapun pada Yuri. Saat itu baginya sangat berarti. Rasanya dia tidak ingin mengatakan bahwa jika reality ini berakhir sebelum terapinya selesai besar kemungkinan dia akan kehilangan memorinya lagi tentang Yuri.
***
“Jadi…kau sekarang mencoba menjalani sesi terapi dan herbal? Bagaimana dengan kemungkinan keberhasilannya?”, tanya Yuri ketika mereka sedang berada di tenda ramen.
Kyuhyun menatap Yuri. Sejenak hatinya tergelitik untuk mengatakan kebenarannya namun ada rasa takut luar biasa yang akhirnya membuatnya hanya diam saja. Tapi Yuri bukan orang yang cukup puas dengan jawabannya yang belum terjawab oleh Kyuhyun. Dia mengguncang lengan pria itu seraya menatapnya dengan lekat.
“Katakan padaku seberapa besar kemungkinan keberhasilannya!”, ucapnya serius.
Kyuhyun mendecih pelan dan menyeruput ramennya. Dia masih enggan mengatakan bahwa Dokter Kim sendiri saja meragukan keberhasilan terapi mereka. Apalagi mereka mengejar sebelum reality itu selesai.
“Oppa! Jawab aku”, tuntut Yuri dongkol.
Kyuhyun menghembuskan napasnya dengan keras. Dia mengangkat matanya dan menjawab pertanyaan Yuri dengan cepat. “Keberhasilan hanya sekitar 75%..dan jika tidak bertindak cepat, ketika reality ini selesai besar kemungkinan memoriku akan dirimu akan hilang kembali”.
Yuri terdiam. Jarinya yang mencengkram lengan parka Kyuhyun terlepas dengan sendirinya. Dia melongo menatap Kyuhyun. Apa? Penyakit sialan apa ini?, batin Yuri tidak percaya.
Kyuhyun melihat Yuri seperti shock. Dia menyentuh punggung tangan gadis itu. “Semoga saja terapi ini berhasil tepat sebelum reality kita berakhir…”
“Dan jika tidak keburu…segala apa yang kita lewati selama ini akan hilang kembali? Begitu?”, bisik Yuri ngeri.
Kyuhyun merasakan ada rasa nyeri didadanya ketika Yuri mengucapkan kalimat itu dengan nada suara seperti itu. “Kurasa seperti itu…”.
Yuri berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari meja meninggalkan ramennya. Dia segera menuju meja kasir dan membayar makanan mereka tanpa memperdulikan ucapan Kyuhyun. Dia melupakan bahwa dia meminta Kyuhyun yang membayar.
Dia melangkah lebar-lebar keluar dari tenda ramen dan menyusuri sepanjang jalanan Dongdaemun. Kyuhyun segera menjajarkan langkahnya disamping Yuri.
“Ada apa? Kau marah? Bukankah seharusnya aku yang mentraktirmu”, tanya Kyuhyun menunduk untuk melihat wajah Yuri.
Tapi Yuri meraih syalnya dan melingkari benda itu untuk menutupi sebagian wajahnya dari hidung ke mulut. Dengan suara teredam syal, dia menyahuti Kyuhyun dengan judes.
“Kalau hanya akhirnya memorimu lenyap kembali untuk apa kau melakukan pengobatan ini? Mempertaruhkan ketenaranmu jika harus ketahuan oleh publik!”.
Kyuhyun menghentikan langkah Yuri dengan memegang kedua bahu gadis itu. Dia memaksa agar Yuri menatapnya. “Dengarkan aku..meski hanya 75% aku mengharapkan itu berhasil! Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali. Lebih baik aku memiliki memori tentangmu saat sekarang daripada tidak sama sekali!”, ucap Kyuhyun tegas menatap manik mata Yuri yang membulat.
Dari balik syalnya sebenarnya bibir Yuri bergetar. Hanya karena kekerasan hatinya saja dia tidak menangis. Dia tidak mau lagi dilupakan pria yang berada didepannya ini. Tidak mau!
Kyuhyun seolah dapat membaca pikiran Yuri. Dengan lembut ditariknya tubuh Yuri kedalam pelukannya dan didekapnya dengan erat. Dia berkata pelan di telinga Yuri. “Aku lebih tidak ingin melupakanmu”.
Yuri menggigit keras bibirnya. Dia merasakan begitu hangatnya berada didalam pelukan Kyuhyun. Sudah sangat lama tidak dirasakannya. Dia membenci kecelakaaan itu. Seandainya saja malam itu Kyuhyun pulang bersamanya, kecelakaan itu tidak akan menimpa pria itu dan tidak akan kehilangan memorinya tentang dirinya.
Yuri mendengar suara Kyuhyun. “Bisakah setelah ini aku akan merekam semua yang kamu dilakukan di handycamku?”
***
Sejak malam itu hubungan Kyuhyun dan Yuri mulai tampak kembali seperti yang dirasakan Yuri sebelum kecelakaan tersebut. Baik Yuri maupun Kyuhyun berusaha mengembalikan semua memori Kyuhyun yang lenyap tentang Yuri maupun mereka sebelum kecelakaan. Jika tidak ada latihan SUJU maupun SNSD, Yuri selalu mengajak Kyuhyun mengunjungi tempat-tempat pernah mereka datangi dulu.
Perkembangan reality merekapun menjadi lebih baik. Jika ada hal romantis yang harus mereka lakukan, Yuri tidak lagi melakukan hal konyol ataupun bersungut-sungut. Perubahan itu memudahkan tim MWI untuk mengeluarkan segala macam ide romantis.
Terapi yang dijalani Kyuhyunpun mulai menunjukkan sedikit kemajuan meskipun tidak terlalu signifikan. Kyuhyun hanya merasa pernah melakukan sesuatu sebelumnya namun mengingat secara keseluruhan masih sama sekali nihil. Kadang hal itu menjadi bahan pembahasan member SUJU tanpa diketahui oleh Kyuhyun.
Sungmin menekan batang hidungnya ketika menyampaikan apa yang dibicarakan Dokter Kim sebulan yang lalu di telpon.
“Dia mengatakan langkah terakhir Kyu harus melakukan operasi. Aku tidak menginginkan hal itu”, keluh Sungmin.
Kangin bersandar pada sandaran sofa di dorm mereka. Dia menghembuskan napas ke udara. “Tentu saja. Jika Kyu harus melakukan langkah operasi segala kegiatannya akan terhambat. Baik secara grup maupun individu. Kita juga tidak bisa menyembunyikan dari public”.
Sungmin menatap Kangin dan semua member yang berada di dorm itu. Mereka semuanya lengkap hanya Yesung saja yang tidak hadir karena wamil dan Kyuhyun berada di apartement di Gangnam. “Lebih dari itu. Aku khawatir operasi akan membuat Kyu koma. Kita bicara tentang bagian otak. Kemungkinan terburuk, Kyu bisa saja lupa segalanya”.
“Omo!!! Tidak! Aku tidak akan menyarankan operasi apapun!”, kata Siwon keras.
Sungmin menatap Siwon dengan lesu. “Tak satupun dari kita menginginkan operasi itu”.
“Jadi harus bagaimana? Kyu begitu gigih ingin mengembalikan memorinya tentang Yuri”, sela Ryeowook.
Mendengar ucapan Ryeowook, semua member terdiam. Dari awal mereka sudah menyadari bahwa pengobatan amnesia dalam bentuk apapun belum dapat dikatakan pernah berhasil. Apalagi jenis amnesia yang dialami oleh Kyuhyun. Pria itu hanya kehilangan satu dari sekian banyak memori yang dimilikinya. Dan itulah yang membuat sulit.
Eunhyuk menoleh Leeteuk yang dari tadi diam saja. “Hyung..jangan diam saja..biasanya kau paling bisa mengambil keputusan”, ucapnya.
Leeteuk menjulurkan kakinya disepanjang sofa yang didudukinya. “Yang ada dalam pikiranku justru bagaimana cara kita mengeluarkan emosi bawah sadar Kyu. Kurasa itu adalah salah satu terapi”, ucap Leeteuk serius.
Seluruh member SUJU menatap Leeteuk dengan penasaran. “Maksudmu…”, tanya Kangin bingung.
“Aku ada ide!”, Donghae yang dari tadi hanya duduk diam mendengarkan musik, menarik lepas earphonenya, tersenyum dengan sepasang mata berbinar.
***
Malam itu jadwal Kyuhyun tampil di drama musikal. Tim MWI mengambil jadwal itu sebagai episode selanjutnya. Yuri hadir sebagai pasangan yang memberikan dukungan pada Kyuhyun secara diam-diam tanpa diketahui Kyuhyun.
Tim mempersiapkan gaun dan bunga yang akan dibawa oleh Yuri bahkan secara pribadi Yuri membawa sebungkus kado untuk Kyuhyun. Karena dia tahu Kyuhyun merupakan penggila game, dia mengunduh ratusan game resmi dari internet dengan pembayaran via credit card yang dimasukkannya kedalam sebuah flashdisk mungil berbentuk kepala putri Elsa yang selalu diperankan Kyuhyun tiap konser Super Junior. Ketika Yuri membungkus itu, mau tak mau Seung Min yang bertugas mengambil gambar, tidak mampu lagi menahan senyum.
“Yuri-ah…dari sekian banyak bentuk flashdisk, mengapa kau justru memilih kepala putri Elsa”, tawa SooYoung. Kali ini di episode ini Yuri membawa Sooyoung untuk syuting persiapan Yuri untuk menonton Kyuhyun.
Dengan tertawa, Yuri menjawab santai. “Supaya Kyuhyun Oppa menyadari sisi lainnya adalah jelmaan putri Elsa!”,jawaban Yuri membuat sebagian kru tertawa.
Seung Min akhirnya tak sanggup lagi untuk bertanya. “Apakah kau berpikir dia itu putri Elsa?”.
“Tentu saja…dia menghabiskan beberapa tahun ini di Super Junior untuk menjelma menjadi Elsa di tiap konser dimana saja”,tawa Yuri keras. Dia membayangkan Kyuhyun yang sangat cantik menjadi putri Elsa dengan wig jumbonya dan payudara super besar.
Tengah mereka tertawa dalam pengambilan syuting itu, terdengar suara bel pintu apartement. Seung Min dan kru penata cahaya langsung menyorot siapa yang datang.
“Salah satu member Suju akan ikut bersamamu menonton Kyuhyun”, kedip Seung Min.
Sooyoung menatap Yuri. Sorot matanya tampak bertanya. Yuri mengangkat bahunya. “Aku tidak tahu. Biasanya partnerku menonton musikal Kyuhyun oppa adalah Ryeowook…”
“Hai, Donghae..ayo masuk!”.
Suara Eun Ah membuat Yuri memutar badan dan melihat sosok Donghae yang melangkah masuk dengan senyumnya yang manis.
To be continue…
Anneyeong malam ini aku posting part 22 nya…disini Yul eon akhirnya tahu juga apa yang diderita Kyuppa dan hubungan mereka mulai membaik dan kembali seperti sebelum kecelakaan itu..tapi kok Haeppa muncul lagi yaa..hehehehe tenaaanggg…nanti akan tahu alasannya di next part ^^ happy reading yaa
Semakin malam daerah Shibuya semakin ramai dan hidup. Para pengunjung dari berbagai macam belahan dunia menjadikan Shibuya tempat tujuan wisata. Para anak muda Jepang hilir mudik dengan berbagai gaya perpakaian mereka. Terutama gedung 109, gedung yang ada di perempatan Shibuya. Pusatnya fashion anak-anak muda dan wanita Jepang.
Kyuhyun dan Yuri berjalan sepanjang jalanan Shibuya sambil saling menikmati segala macam kios di sepanjang Center Gai. Berhenti sebentar melihat beberapa cosplay.
Butiran-butiran salju turun dengan lambat diatas kepala mereka. Yuri menggosok telapak tangannya sambil meniup ujung jarinya yang terasa dingin meskipun sudah memakai sarung tangan.
Kyuhyun melirik Yuri yang tampak kedinginan, meskipun dalam musim dingin Shibuya tetap hidup dengan segala dinamikanya.
Yuri menatap Kyuhyun yang tengah menatapnya. Dia tersenyum lebar dan menyenggol pinggang pria itu dengan pelan. “Apa kita cuma jalan-jalan tanpa tujuan seperti ini? Lebih baik aku bersama yang lainnya menikmati Harajuku”, sindir Yuri.
Kyuhyun mengedipkan matanya, smirk evilnya muncul. Tanpa kentara dia meraih tangan Yuri dan menyeretnya menuju Hachiko Gate dimana terdapat Hachiko Square. Di tengah perjalanan menuju patung Hachiko sebelah tangan Kyuhyun yang menggandeng Yuri memasukkan tangan Yuri kedalam saku parkanya yang hangat dan mereka saling bergenggaman didalam saku parka. Yuri mendongak menatap wajah Kyuhyun namun pria itu sama sekali tidak menunjukkan perubahan air muka apapun.
“Dari dulu aku paling suka melihat patung Hachiko..kemudian aku mau melihat para Cosplay..setelah itu kita ke gedung 109, melihat fashion yang sedang tren dan juga kogal Shibuya”, ujar Kyuhyun bersemangat.
“Wooaaahh…sepertinya kau sudah merencanakannya ya, Oppa”, goda Yuri terkekeh saat Kyuhyun mengeluarkan ponselnya mengajak Yuri berpose didepan pantung Hachiko. Tangan mereka kini saling melepas dan Yuri diam-diam menggenggam tangannya sendiri. Dia mencoba untuk tidak berdebar namun tetap saja detak jantungnya berdetak lebih cepat.
“Anggaplah ini tur dadakan”, sahut Kyuhyun nyengir, dengan jahil dia menarik kedua pipi Yuri sehingga membentuk senyum lebar.
Yuri menepis tangan Kyuhyun dan mengomel dengan wajah memerah. “Aku bisa senyum sendiri!”, ucap Yuri dongkol.
Kyuhyun tertawa. Mereka membuat pose konyol didepan Hanchiko. Rasa semangat Yuri mulai timbul dan justru kini dia yang menyeret Kyuhyun menuju para cosplay yang berseliweran dan berfoto dengan mereka. Setelah itu mereka menuju Gedung 109 yang merupakan gedung tempatnya fashion para gadis muda di Jepang.
Kyuhyun sibuk memotret Yuri ditiap kesempatan. Diam-diam dia menyimpan semua memori saat itu. Meskipun setelah ini dia akan menjalani sesi terapi dan herbal untuk menyembuhkan amnesianya, tapi dia menyadari bahwa keberhasilannya hanya sekitar 75%. Dan dia juga tidak yakin apakah terapi itu bisa tuntas sebelum reality mereka usai. Dia hanya tidak ingin kehilangan memori yang sekarang.
“Oppa!!”, teriak Yuri.
Kyuhyun menoleh, “Apa….”, dan dia merasakan bahwa sesuatu telah memasuki mulutnya. Matanya terbelalak ketika melihat dengan senyum jahil, Yuri memasukkan sebuah makanan didalam mulutnya.
Kyuhyun mengunyah dengan susah payah dan akhirnya menelannya juga. “Apa ini?”, tegurnya mendelik.
“Takoyaki”, sahut Yuri sambil berjalan disamping Kyuhyun. Dia melirik Kyuhyun yang juga berjalan lambat. Kini mereka sedang berada di depan hotel SNSD menginap. Waktu menunjukkan pukul 2 dini hari dan Kyuhyun akan kembali ke Osaka.
Yuri menghentikan langkahnya dan menatap Kyuhyun dengan lekat. “Mengapa kau kemari, Oppa?”, tanya Yuri sebelum Kyuhyun berbalik pergi.
Kyuhyun terdiam menatap Yuri. Gadis itu berdiri tegak dan cantik dilatar belakangi salju yang terus turun memenuhi bumi Tokyo. Bola mata Yuri begitu bening membuat Kyuhyun tak sanggup mengalihkan pandangannya. Apa aku harus berkata,“aku mencoba mengingatmu namun aku tidak mampu” atau “aku ingin bertemu denganmu dan menciptakan kenangan yang manis didalam memoriku?”, Kyuhyun berkata-kata dalam hati.
Yuri melangkah mendekat, menyentuh lengan Kyuhyun dengan lembut. “Apa kau ingin mengatakan sesuatu padaku? Tentang kunjunganmu ke dokter itu mungkin?”, bisik Yuri berdebar. Dia mengharapkan Kyuhyun mengatakan alasan pria itu pergi ke dokter dan melakukan scan pada otaknya.
Kyuhyun tersenyum dengan khasnya itu yang membuat Yuri terpaksa harus merasakan deburan jantungnya. Pria itu menggeleng dan mendorong dahi Yuri dengan telunjuknya. “Hal itu akan kuceritakan di Seoul. Malam ini aku cuma ingin berjalan-jalan denganmu di Tokyo. Cuma itu”, jawab Kyuhyun.
Yuri mencibir dan menjauhkan kepalanya dari jari Kyuhyun yang begitu gemar mendorong dahinya. “Cuma itu…”, gerutunya namun dia menahan napasnya ketika Kyuhyun mendekatkan wajahnya.
Kyuhyun memajukan wajahnya dengan perlahan dan dapat semakin jelas melihat bola mata bening milik Yuri. Deru napas mereka menguar di udara dingin. Dia dapat melihat wajah Yuri yang melongo. Dan dengan tersenyum, dia memiringkan wajahnya dan mendaratkan kecupan lembut di pipi Yuri yang hangat.
Yuri terbelalak saat merasakan bibir Kyuhyun menyentuh pipi kanannya dan mengecup dengan lembut. Seketika rasa panas menjalar diseluruh wajah hingga leher membuatnya hanya mampu berdiri diam.
Kyuhyun dapat merasakan pipi Yuri bertambah hangat dibibirnya dan dia melepaskan kecupannya dan tersenyum semakin lebar melihat Yuri menyentuh pipinya sendiri.
“Sampai jumpa di Seoul”, Kyuhyun melambai dan membalikkan tubuhnya, berjalan cepat sambil menurunkan tudung parkanya. Tampak dia menghentikan taksi dan berlalu bersama benda itu.
Yuri masih berdiri melongo didepan halaman hotel, dengan sebelah tangan menangkup pipi kanan yang habis dikecup Kyuhyun. Apa-apaan ini?
Sementara itu Kyuhyun duduk bersandar dengan nyamannya di kereta express yang menuju Osaka. Dia menatap luar jendela kereta yang menampakkan pemandangan indah tokyo dan kota-kota kecil selama menuju Osaka. Sambil tersenyum dia melihat foto-foto yang telah diambilnya. Kyuhyun menyentuh bibirnya dengan ujung jarinya. Kehangatan kulit wajah Yuri seolah masih dirasanya di tektur bibirnya.
***
Yuri memasuki apartementnya di Gangnam dan mendapati Kyuhyun berada disana bersama Seung Min dan Eun Ah ditambah oleh Sutradara Bong.
Sutradara Bong mengangkat kepalanya ketika melihat Yuri masuk dengan menyeret kopernya. “Ah, Yuri-ah bagaimanan penerbanganmu? Lebih siang dari Suju?”, sapa Sutradara Bong.
Yuri melempar tatapannya pada Kyuhyun yang juga sudah menegakkan lehernya di belakang Sutradara Bong. Pria itu membalas tatapan Yuri dengan matanya yang pekat dan tajam itu namun bersinar sangat lembut. Tanpa sadar pipi Yuri merona dan dia menyentuh pipi kanannya.
Sutradara Bong yang melihat itu segera bertanya khawatir. “Apakah kau baik-baik saja? Tidak sedang jet lag kan?”.
Yuri mengerjabkan matanya dan mencibir pada Kyuhyun yang tertawa. Pria itu menyadari bahwa Yuri teringat semalam dia mengecup pipi gadis itu. Kyuhyun memang sengaja menggoda Yuri membuat dia tersenyum lebar.
Sadar bahwa dia sedang di ganggu oleh Kyuhyun yang evil, Yuri cepat menanggapi pertanyaan Sutradara Bong.
“Anio…aku baik-baik saja”, jawabnya.
Terdengar Sutradara Bong menghela napas lega. Dia menggapai Yuri agar segera ikut duduk bersama mereka.
“Malam ini ada peluncuran Seoul Fashion Week Show Winter Season di Dongdaemun Design Plaza, kalian mendapatkan undangan untuk menghadirinya jam 5 sore ini”, jelas Sutradara Bong. Lalu dia melirik jam tangannya. “Masih ada 3 jam lagi untuk kita mempersiapkannya. Tata rias dan kostum sudah ada disini untuk mempersiapkan kalian”, senyum Sutradara Bong. “Mian ne Yuri, kau tak sempat istirahat”.
Yuri mengibaskan tangannya dan tertawa. “Tidak apa-apa. Kalau begitu aku mandi dulu”, Yuri segera berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.
Seorang penata kostum mendatangi Kyuhyun dan membawa dua setelan jas untuk dikenakan Kyuhyun. Dia meminta Kyuhyun untuk memilih salah satu dan Kyuhyun memilih setelan jas abu-abu. Saat Kyuhyun akan berdiri, suara Sutradara Bong menghentikan gerakannya.
“Kyuhyun-ah…apa adeganmu mencium dahi Yuri pada saat awal-awal kalian hidup serumah akan kami tampilkan?”, tanya Sutradara Bong sambil tersenyum.
Kyuhyun terdiam dan perlahan warna merah mulai mewarnai wajahnya yang putih. Dilihatnya Sutradara Bong tersenyum lebar. Seung Min dan Eun Ah terlihat tertawa.
“Bagaimana…”.
“Kamera saat itu dalam keadaan On. Jika kau mengizinkan akan kami gabung dalam episode kali ini”, jelas Sutradara Bong nyengir.
Kyuhyun menelan ludah. Dia menatap ketiga pria didepannya itu dengan horor. “Memangnya episode kali ini..”
“Kalian tidur seranjang. Kali ini lengkap bersama kru. Karena banyak tweet yang masuk ingin melihat kalian benar-benar tidur seranjang”.
Kalimat Sutradara Bong membuat Kyuhyun terduduk. Dia melongo menatap Sutradara Bong. “Tapii….tapi tidak ada kissing scanekan?”, gagapnya.
Sutradara Bong terlihat menyengir. Tanpa dijawabpun Kyuhyun tahu bahwa akan ada kissing scane. Akhirnya Kyuhyun hanya menurut saja saat mulai di siapkan oleh tata rias dan kostum.
Sementara di dalam kamar, Yuri juga sedang didandan begitu cantik dengan gaun musim dingin yang berbentuk duyung dengan potongan leher sabrina dan lengan panjang. Gaun hitam gemerlap itu tercetak sempurna di tubuh Yuri yang indah. Bagian leher yang terbuka ditutupi oleh syal bulu warna putih susu. Rambut Yuri yang panjang di ikat ketat dibelakang tengkuk sehingga menampakkan lehernya yang jenjang. Wajahnya yang cantik dipoles natural dengan lipstik merah.
Saat dia keluar dari kamar, para pria yang berada di ruang tamu menahan napas. Kyuhyun terbelalak menatap Yuri yang seolah menjelma menjadi seorang dewi malam yang cantik. Untuk menutupi rasa terpesonanya, dia bersiul menggoda gadis itu yang berjalan kearah mereka sambil memegang tas mungilnya.
“Waaahhh….seperti bukan dirimu”, puji Kyuhyun seraya memberikan lengannya untuk digandeng Yuri.
Yuri menatap Kyuhyun yang tampak semakin tampan dengan jas abu-abunya. Rambut kecokelatannya semakin jelas terlihat. Dan Yuri hampir tidak sanggup menatap sepasang mata pekat milik Kyuhyun.
Yuri berdehem. Dia menyelipkan tangannya dilengan Kyuhyun dan mulai berjalan keluar dari apartement dengan disorot oleh para kameramen.
Perjalanan mereka menuju Dongdaemun Design Plaza terbilang aman dari perang mulut yang membuat Sutradara Bong bersama para kru bernapas lega.
Sebenarnya Yuri sedang merasakan detak jantungnya yang berdetak kencang sejak dia sampai ke Seoul. Dia berusaha menenangkan dirinya. Mengingatkan dirinya agar tidak terlalu jauh berharap, seperti dulu. Sebaliknya Kyuhyun sedang berkutat dengan pikirannya sendiri. Dia merasa perasaan yang mulai berkembang dihatinya bukanlah sesuatu yang aneh. Dia merasa bahwa perasaan itu sudah seharusnya terjadi. Perasaan bahwa dia seperti sedang jatuh cinta. Jatuh cinta pada Yuri.
Kyuhyun menoleh Yuri tepat gadis itu juga sedang menatapnya. Kyuhyun menyentuh siku Yuri dan berbicara nyaris berbisik.
“Yuri-ssi..apakah dulu…”
“Kita sudah sampai!”, suara Sutradara Bong yang bergema seolah menjadi tanda bahwa pengambilan gambar akan segera dimulai.
Kyuhyun menggelengkan kepalanya. “Nanti saja”, dia melihat para kru sudah keluar dari mobil dan menanti mereka keluar. Dia juga melihat betapa ramainya para selebriti Korea menghadiri Fashion Week tersebut. Karpet merah terbentang sepanjang menuju aula Fashion Show dengan banyaknya para paparazzi yang siap kamera di tangan.
Kyuhyun dan Yuri keluar dari mobil disambut oleh jepretan kamera tidak hanya dari kamera kru MWI tapi juga dari puluhan kamera para paparazzi.
Yuri menggandeng lengan Kyuhyun melewati karpet merah dan memberikan senyum mereka pada semua kamera yang tertuju pada wajah mereka. Para kru MWI terus menyoroti kemana perginya kedua idola itu.
Didalam ruangan pergelaran fashion, Kyuhyun melihat kehadiran Ji Chang Wook, seorang aktor drama yang sedang digandrungi para mata kamera manapun. Mereka saling bercakap dengan akrab karena sempat satu panggung musikal musim lalu.
Kehadiran pasangan reality MWI di acara Fashion Show itu juga menarik perhatian para undangan yang hadir. Kyuhyun dan Yuri duduk dideretan depan dan dapat secara jelas menatap para model yang berjalan di catwalk. Mereka bersikap sangat wajar sehingga mereka yang melihat rasanya tidak yakin bahwa saat itu juga sedang pengambilan syuting MWI.
Yuri tertawa begitu cerahnya pada Kyuhyun dan kadang mereka saling berbisik sekedar mengomentari pakaian yang ditampilkan oleh para model. Dalam hati Kyuhyun berkata saat ini Yuri terlihat senang karena belum tahu scene apa yang akan mereka lakukan setelah dari Fashion show ini.
Aku yakin bibir yang tertawa itu akan berubah menjadi bentuk segitiga, ucap Kyuhyun dalam hati dengan meringis.
***
Yuri terbelalak ketika mendengar perkataan sutradara Bong saat mereka sudah di apartement. Para kru sedang mengatur kamera dan pencahayaan di kamar tidur sementara Kyuhyun menghilang entah kemana dibagian apartement itu.
Pria tua itu mencoba menenangkan Yuri. “Aish..Yuri-ah…ini cuma skenario? Para penonton menginginkan adegan tidur kalian..mau yaa?? Ini hanya akting”, bujuknya.
Yuri melihat Kyuhyun memasuki kamar tidur melalui sudut matanya. Pria itu tampak mengenakan celana pendeknya dan T-Shirt lengan panjang. Tanpa mengalihkan mata dari Kyuhyun yang terlihat bercakap-cakap dengan Seung Min, Yuri menjawab. “Apa ada kissing scene…?”.
Sutradara Bong menggaruk kepalanya. “Ada..tapi hanya sekedar mengecup..”
“Baiklah! Lakukan dengan cepat setelah itu aku akan segera tidur”, potong Yuri. Dia melangkah keluar dari kamar berniat mengganti pakaian. Meninggalkan Sutradara Bong yang melongo.
Dan kini Kyuhyun dan Yuri telah sama-sama berbaring berdekatan di ranjang mereka. Kyuhyun menoleh Yuri dengan cemas sementara para tim masih mempersiapkan beberapa alat lagi.
“Kalau kau tidak yakin lebih baik bicara pada dia”, ucap Kyuhyun pelan. “Dia” yang dimaksud adalah Sutradara Bong yang tengah mengarahkan para kameramen dan penata cahaya.
Yuri menghela napas. Dia menatap Kyuhyun. “Bukankah adegan ini memang harus kita lakukan mau atau tidak”, tukasnya pendek.
Kyuhyun meringis. “Tapi tampangmu menyeramkan”, desisnya. Dia menatap Yuri terlihat tegang meskipun dia juga seperti itu. Karena mereka akan benar-benar tidur seranjang, berpelukan bahkan berciuman.
Yuri membalas tatapan pekat milik Kyuhyun. Jantungnya berdesir pelan. Tak lama terdengar suara Sutradara Bong yang tegas dan kencang khas Sutradara.
“Kamera. Rolling. Action!”.
Yuri menelan ludah dan Kyuhyun terlihat mengeraskan rahangnya. Dengan perlahan, Kyuhyun meraih tubuh Yuri mendekat padanya dan memeluknya dengan lembut dalam dekapannya.
Yuri menahan napas ketika merasakan dada Kyuhyun yang keras di pipinya dan sejenak tubuhnya terasa menegang. Bahkan para kru dan sutradara Bong menatap adegan itu dengan tegang. Mereka mengkhawatirkan kejadian seperti mengambil kue langit terulang kembali.
Kyuhyun merasakan kelembutan Yuri dan aroma manis tubuh gadis itu. Dia benar-benar merasa rindu akan hal itu membuatnya yakin ada hubungan yang terjalin sebelum ingatannya hilang.
Kyuhyun berbisik di atas kepala Yuri. “Rilex, Yuri-ssi..kita akan menyelesaikan adegan ini secepatnya”, sambil berkata begitu Kyuhyun melonggarkan pelukannya, menunduk menatap wajah Yuri yang memang sedang menatapnya.
Dimata Kyuhyun mata Yuri tampak lebih bening dan bercahaya. Menatapnya tampak berkedip. Jemari Kyuhyun mengelus sisi wajah halus itu. Perlahan-lahan dia mulai menunduk.
Yuri melihat wajah Kyuhyun mendekati wajahnya. Dia tahu bahwa mereka akan melakukan adegan ciuman tapi mengapa dadanya terasa sesak. Ada isak tangis yang muncul di tenggorokannya. Bibir Kyuhyun semakin mendekati bibirnya dan tangan Yuri tampak bergerak.
Sutradara Bong mengerang. “Ooohh…jangan lakukan itu Yuri-ah…jangan memukul…”
Tapi Yuri tidak memukul Kyuhyun. Tangannya bergerak dan tampak terletak didada Kyuhyun yang lebar. Dia memejamkan matanya saat bibir pria itu semakin dekat.
Kyuhyun merasakan kehangatan telapak tangan Yuri didadanya. Dia melihat Yuri memejamkan matanya dengan erat. Jantung Kyuhyun berdetak kencang. Bibirnya bergerak. Dengan lembut dikecupnya dahi mulus Yuri.
Yuri tampak tersentak dan membuka matanya. Dia melihat leher putih Kyuhyun didepan matanya. Hangat bibir pria itu didahinya. Kemudian dia dapat merasakan bibir itu menciumi pelipisnya kemudian pipinya dengan sama lembutnya ketika berada di dahi. Lalu meskipun sangat singkat, bibir Kyuhyun menyentuh bibir Yuri dengan ringan. Menghasilkan ciuman singkat tanpa menuntut apapun.
Sejenak Kyuhyun menarik wajahnya sedikit, mencoba menatap Yuri dan dia terkejut ketika melihat sepasang mata indah itu berkaca-kaca. Ada genangan airmata di pelupuk mata Yuri. Seketika hati Kyuhyun seakan jatuh, dia menarik Yuri kedalam pelukannya.
“Ah…mian ne, Yuri-ah”, bisiknya ditelinga Yuri.
Mendengar bisikan itu, Yuri menyusupkan wajahnya di lekuk leher Kyuhyun. Lengannya membalas memeluk pinggang Kyuhyun. Meskipun tanpa suara, airmata Yuri runtuh. Dia hanya bersuara sangat pelan didekapan Kyuhyun.
“Mengapa bisa melupakanku”.
Kyuhyun mendengar bisikan yang teradam itu. Mendengar dengan jelas dan merasakan dadanya yang dialiri airmata Yuri. Kyuhyun menyurukkan wajahnya di puncak kepala Yuri. Disela-sela rambut harum itu, tanpa kentara oleh para kru MWI, Kyuhyun menjawab. “Mian ne”
Seluruh kru dan sutradara Bong melongo melihat adegan manis didepan mata mereka. Meskipun Kyuhyun hanya menempelkan bibirnya di bibir Yuri namun feel romantis keduanya dapat mereka rasakan.
Seung Min bertepuk tangan yang menyadarkan sutradara Bong dan yang lainnya. Dengan cepat Sutradara Bong berkata lantang.
“CUT!!!BAGUS SEKALI KYUHYUN, YURI!!”, dan entah mengapa sutradara Bong merasakan haru didadanya. Mungkin ekspresi Yuri sebelum Kyuhyun memeluk menggugah Sutradara Bong. Yang jelas adegan itu berhasil sangat baik.
Kyuhyun menghela napas lega. Dia mengangkat wajahnya dan manatap para kru dan tertawa. “Thanks!”, serunya lalu dia melepaskan pelukannya pada Yuri.
“Yuri-ssi..kita berhasil”, kemudian dia terdiam melihat Yuri sama sekali tidak melepaskan pelukan. Gadis itu masih tetap menyembunyikan wajahnya di dadanya. Justru malah semakin erat.
“Yuri-ssi….”, bisik Kyuhyun.
“Jangan ganggu aku!”, desis Yuri tanpa melepaskan dirinya.
“Kyu..apa yang terjadi?”, seru Sutradara Bong. Para krunya sudah mulai mengemasi semua peralatan dan menuju keluar. Dia melihat Yuri masih saja memeluk Kyuhyun.
Kyuhyun menoleh dengan wajah memerah. “Anio, Hyungnim. Yuri-ssi tertidur. Aku akan mengurusnya”, ucapnya menyakinkan.
Mendengar jawaban Kyuhyun, sutradara Bong mengangguk. Dia meninggalkan kamar setelah memberikan dua jempolnya.
Kamar sudah sepi dan Kyuhyun masih saja dipeluk erat oleh Yuri. Dia menunduk dan berkata pelan. “Yuri-ssi…mereka sudah pergi..”
Dengan gerakan kilat, Yuri melepaskan pelukannya. Dia duduk bersila dan sibuk menghapus airmatanya.
“Aku akan tidur di ruang tengah”, ucapnya cepat dan siap melompat turun.
Tapi gerakannya terhambat oleh cengkraman Kyuhyun pada lengannya. Yuri menatap Kyuhyun yang menatapnya dengan lekat.
“Katakan padaku, apakah kita memiliki hubungan sebelumnya?”, kata Kyuhyun serius.
Yuri tampak marah. Dia menghembuskan napasnya dengan kasar. “Berhenti bersikap seolah kau baru mengenalku, Oppa!!”, tukasnya sengit.
“Aku memang melupakannya. Melupakan semuanya! Semuanya tentang kau! Tentang kita sebelum kecelakaan itu!”, ucap Kyuhyun frustasi.
Kyuhyun melihat Yuri terdiam. Terbelalak menatapnya. Kyuhyun menghela napas. “Aku memang ke dokter. Aku sakit. Aku tidak bisa menjelaskannya secara deteil padamu saat ini. Tapi aku tidak sedang bercanda mengatakan bahwa aku kehilangan memori semuanya tentangmu, Yuri-ssi. Kau bisa bertanya pada Siwon Hyung ataupun siapa saja yang ada di member Suju”. Setelah berkata begitu, Kyuhyun melepaskan cengkramannya pada lengan Yuri. Dia bergerak turun dari ranjang, mengusap puncak kepala Yuri dengan lembut.
“Kau tidur saja disini. Aku yang akan tidur di ruang tengah bersama Seung Min Hyung dan Eun Ah Hyung”. Kyuhyun keluar dari kamar.
Yuri terduduk dengan tercenung. Dia shock mendengar ucapan Kyuhyun. Dia menekan pelipisnya seraya menggumam tidak percaya.
“Kehilangan memori? Apakah seperti kata Seohyun? Amnesia? Tapi bagaimana bisa hanya memori tentang aku saja yang hilang?”, Yuri menjatuhkan tubuhnya di ranjang.
Yuri meringkuk memeluk kedua lututnnya. Dia meraba dahinya, pelipisnya, pipinya dan bibirnya yang dikecup Kyuhyun barusan. Dia begitu sedih Kyuhyun menciumnya demi sebuah skenario. Dan kini dia tambah sedih setelah Kyuhyun mengatakan apa yang menjadi tanda tanya di hatinya. Pria itu tidak sedang main-main melupakan dirinya. Selama bertahun-tahun mereka bagaikan orang asing. Selama itulah dia merasa sedih dan kecewa terhadap Kyuhyun. Setelah kebersamaan mereka terjalin Kyuhyun seakan tidak pernah melihatnya lagi. Yang membuat dia menyerah ketika acara radio star kemarin. Setelah acara berakhir, Kyuhyun bersikap pria itu tidak pernah mengenalnya.
Yuri merasakan sakit itu sehingga memutuskan untuk tidak berurusan lagi dengan Kyuhyun. Mencoba menghindarinya sedapat mungkin. Membunuh perasaan yang pernah ada. Tapi terpilihnya dia sebagai pasangan Kyuhyun di reality show ini mengharuskan dia kembali bersama pria itu. Pria yang pernah dicintainya tapi menganggapnya orang baru dikenal. Itu sangat menyakitkan dan malam ini Kyuhyun menjawab segala tanya yang memenuhi rongga dadanya. Meskipun begitu samar, Kyuhyun mengatakan bahwa dia sakit. Dia kehilangan memorinya tentang semua yang berhubungan dengan Yuri.
Yuri duduk tegak. Foto rotgen! Dia berlari mengambil ponselnya di bufet kecil dan membuka galerinya dan menatap lekat pada foto rotgen otak Kyuhyun. Dia mengetuk layar ponselnya. Kuncinya ada pada foto rotgen ini! Semua itu terjadi setelah kecelakaan.
Sementara itu Kyuhyun menuju sofa tempat biasa dia tidur bersama Seung Min dan Eun Ah sambil mengetik pesan kepada Sungmin.
Hyung, besok temani aku ke dokter Kim. Aku akan memulai terapi dan herbal mulai besok – Kyuhyun.
Kyuhyun melirik jam dan menduga bahwa Sungmin mungkin sudah tidur. Tapi masuk sebuah nada pesan line. Dia membuka pesan yang dikirim Sungmin. Hyungnya itu membalas dengan sebuah stiker OK di lanjutkan dengan tulisan singkat.
Aku memang menunggu pesanmu – Sungmin.
Kyuhyun tersenyum. Dia berbaring di sofa. Diliriknya Seung Min dan Eun Ah yang tertidur pulas. Sejenak dia menatap langit-langit. Aku akan mengejar waktu sebelum reality ini berakhir.
To be continue..
Anneyeong readers…Miaaannnnn neee…aku telat update part 21 :”( aku lagi banyak tugas kerjaan mohon dimaafin yaa ^^ disini banyak banget moment Kyuri yang sweet banget terutama adegan yang tidur seranjang itu hehehe meskipun ada bagian sedih yang kuselipkan… baiklah kuserahkan semuannya pada kalian 🙂 happy reading ^^
Melihat Donghae melangkah masuk, otomatis Kyuhyun melepaskan pegangannya pada kedua bahu Yuri dan menjauh dari gadis itu. Tanpa disadari oleh Yuri sendiri dia memutar bola matanya dan menatap Donghae dengan penuh teguran.
“Ah, Oppa apa perlu kau menyusul kami?”, tegur Yuri ringan. Lewat sudut matanya, dia melihat Kyuhyun berjalan keluar kamar dengan diam.
Tanpa mengindahkan nada suara Yuri yang kurang senang, Donghae mendekati Yuri dan merangkulkan tangannya disekitar bahu gadis itu. Yuri sedikit terkesiap dan dengan halus dia meloloskan dirinya dari Donghae seraya menuju arah pintu.
“Yuri-ah!”, panggil Donghae cepat.
Yuri menghentikan langkahnya dan menoleh Donghae dengan heran. Suara-suara temannya terdengar lantang di area ruang tengah ketika Kyuhyun muncul dan menimbrung percakapan mereka. Yuri memiringkan kepalanya. “Bukankah nanti mereka akan menunggu kita?”, ujar Yuri.
Donghae tampak bergerak bingung. Wajahnya yang tampan dan lembut itu terlihat canggung. “Aku merasa belakangan ini kau menghindariku”, ucap Donghae pelan.
Yuri mencengkram gagang pintu kamar. Dia menatap Donghae dengan lekat. “Aku tidak merasa demikian”, bantah Yuri cepat. Dia sudah mau melangkah ketika suara Donghae menghentikan kembali langkahnya.
“Aku merasa sejak komunikasimu terjalin lagi dengan Kyu…kau seperti menghindariku”, kata Donghae dengan nada bingung.
Yuri melongo dan dia mencoba tertawa keras. “Ah….perasaanmu saja, Oppa! Kyuppa seolah baru mengenalku setelah sekian lama kami tidak berkomunikasi dan reality ini memang mengharuskan kami selalu bersama”, jelas Yuri. Dalam hati dia sendiri bingung mengapa dia harus repot-repot memberi penjelasan pada Donghae. Pria itu bukan keluarganya bahkan bukan kekasihnya. Tapi dari pada Donghae selalu bertanya lebih baik dia menjelaskannya.
Kyuhyun yang sedang berbicara dengan Tiffany menoleh sekilas kearah Yuri yang masih saja berdiri didepan pintu kamar dengan menghadap kearah kamar. Dia bisa menduga bahwa Donghae masih berada di kamar itu dan entah apa yang mereka bicarakan sehingga langkah Yuri tertahan.
Dengan tenang, Kyuhyun berdiri dan melangkah lebar mendekati Yuri yang tidak sadar bahwa dia berada dibelakang gadis itu. Dia mendengar kalimat Yuri yang menjawab Donghae. “….mengharuskan kami selalu bersama”. Dan Kyuhyun tahu kedua orang itu sedang membicarakannya.
Dengan pelan dia menarik ekor kuda Yuri sehingga gadis itu berteriak. “AAuwww!!”, Yuri membalikkan tubuhnya dan melihat ujung ekor kudanya didalam genggaman tangan Kyuhyun yang menyunggingkan smirk evilnya.
“Bukankah kita sudah sangat telat kembali ke dorm masing-masing, Chagiya”, sindir Kyuhyun usil.
Yuri melongo mendengar panggilan Kyuhyun. Dilihatnya Kyuhyun memamerkan senyum evil andalannya didepan Yuri membuat pipi gadis itu terasa panas. Terdengar suara kikik Yoona membuat telinga Yuri berdenging. Dengan cemberut, Yuri menginjak kaki Kyuhyun dengan keras membuat pria itu berteriak kesakitan.
“Rasakan itu! Aku bukan chagiyamu!”, ucap Yuri sambil menjulurkan lidah dan berlari kearah kedua temannya. Yuri setengah menyeret Tiffany dan Yoona menuju pintu keluar sambil menjinjing sneakernya.
Dengan suara girang, Yoona melambai Leeteuk, “Sampai jumpa, Oppa”, tapi dia sudah keburu didorong Yuri sebelum mendapatkan respon dari Leeteuk.
Kyuhyun mendengus kecil sambil mengusap kakinya yang diinjak sekuat tenaga oleh Yuri. Pelan-pelan Donghae ikut bergabung dengan Kyuhyun, Leeteuk dan dan Siwon.
“Kau sengaja mengusilinya ya, Kyu”, tegur Leeteuk tersenyum, dia meraih botol mineral diatas meja yang sudah dikeluarkannya dari kulkas.
Kyuhyun terkekeh. “Aku tahu bahwa Yuri membenci panggilan chagiya…jadi aku iseng hahaha”, tawa Kyuhyun.
Siwon segera bangkit dari duduknya dan memegang kedua pipi Kyuhyun yang terkejut. Hyungnya itu membelalakkan matanya dan menggoyangkan wajah Kyuhyun ke kanan kiri.
“Kau sudah ingat, Kyu?!!”, seru Siwon.
Kyuhyun menarik wajahnya dari pegangan Siwon. “Apanya Hyung? Aku ingat apa?”, tanya Kyuhyun heran.
Siwon ternganga. Pria itu menoleh Leeteuk sambil menunjuk Kyuhyun. Leeteuk menghela napas. Dia melipat kedua tangan didada. “Barusan kau menggoda Yuri dengan sebutan chagiya dan kau tahu bahwa dia paling benci sebutan itu…jadi kami pikir kau sudah ingat semuanya”.
Kyuhyun menggelengkan kepalanya dan berkata dengan polosnya. “Tidak. Aku tidak mengingat apapun ketika mengucapkan itu. Kata itu terlontar begitu saja dan pikiran akan Yuri membenci kata itu juga terlintas di benakku”, lalu dia menatap Siwon. “Apakah aku memang sering menggodanya begitu? Dulu maksudku sebelum kecelakaan itu?”.
Siwon memeluk maknaenya dengan rasa haru, ditepuk-tepuknya punggung lebar itu. “Kasihan sekali dongsaengku ini. Aku janji setelah selesai SS6 di Osaka, Hyungmu ini akan menemanimu setiap kau terapi”.
Kyuhyun melepaskan pelukan Siwon. Dia menyunggingkan senyum konyolnya. “Tapi Sungmin Hyung sudah berjanji akan menemaniku juga”.
Dengan gemas Siwon menjitak kepala Kyuhyun membuat pria muda itu meringis. Leeteuk menghentikan tingkah kekanakan keduanya dengan mengajak segera pulang ke dorm. Ketika Kyuhyun menutup pintu, dia menoleh Donghae yang tampak berdiri tenang disampingnya.
“Hyung..kumohon berhenti menggangguku ketika sedang berduaan dengan Yuri. Aku berusaha untuk mengingat semuanya dan kuharap kau mau ikut membantuku”, ujar Kyuhyun menatap Donghae.
Donghae balas menatap Kyuhyun. Tampak jakunnya turun naik dan dia menghembuskan napasnya. “Kalau boleh jujur aku lebih senang jika kau tak mengingat semuanya”, cengir Donghae. Melihat wajah melongo Kyuhyun, disambungnya sambil dia melangkah bersama maknaenya itu.
“Aku suka Yuri”, jawab Donghae tenang. Sekilas dia menatap Kyuhyun yang terdiam. Dia menunggu reaksi Kyuhyun atas perkataannya.
Kyuhyun tersentak mendengar kalimat Donghae itu dan dia merasa wajahnya panas. Dadanya terasa sesak secara tiba-tiba. Langkahnya sampai berhenti dan tak lepas menatap Hyungnya yang sangat dikaguminya itu. Tapi saat itu dia merasa Donghae sangat menyebalkan. Kedua tangannya terkepal di kedua sisinya.
Hal itu diperhatikan Donghae dan dia tersenyum dengan menunduk. “Tapi rasanya cukup pengecut jika aku memanfaatkan amnesiamu itu untuk mendekati Yuri”, Donghae mendongak menatap langit-langit. Mereka memasuki lift dan berbicara sangat pelan agar baik Leeteuk maupun Siwon tidak mendengar percakapan mereka. Walaupun mereka mendengar, mereka memilih pura-pura tidak mendengar. Donghae kembali menatap Kyuhyun. “Jadi aku ingin kau menjalani terapi dan herbalmu dengan serius. Kau harus pulih jadi kita bisa memulainya dari awal lagi”.
***
“Apa aku memang terlihat sedang menghindari Haeppa?”, tanya Yuri pada kedua temannya yang ketika sedang dalam perjalanan menuju dorm.
Yoona menoleh ke bekalang dimana Yuri duduk sendirian. Tiffany membawa mobil terlalu pelan sehingga kadang-kadang terdengar keluhan Yoona.
“Kurasa…ya. Sedikit”, senyum Yoona.
Alis Yuri terangkat. “Tapikan memang kita jarang sekali bergaul dengan para oppa itu jika tidak sedang SMTOWN tour”.
“Tapi tidak dengan Haeppa”, sahut Tiffany tanpa menoleh. “Ingat kalian satu Gym..”
“Tapi itu juga bersama Seohyun, Leeteuk Oppa, Minho, Suho dan..”.
“Kyuhyun Oppa”, sambung Yoona.
Yuri menyandarkan dirinya disandaran jok dan mengusap rambutnya. “Apa kau tahu aku penasaran sekali mengapa dia bisa melupakanku seperti itu! Bahkan segalanya dia tidak ingat! Hal itu benar-benar membuatku jengkel”.
Tiffany memarkir mobilnya tepat di samping dorm. Setelah mematikan mesin mobil, dia membalikkan tubuhnya menghadap Yuri.
“Mengapa tidak kau tanyakan pada dia?”.
Yuri mendengus. Dia mengibaskan tangannya. “Dan melihat reaksi tololnya? Ketika aku mengatakan bahwa dia seolah baru mengenalku, tampangnya benar-benar mengatakan bahwa dia sungguh-sungguh baru mengenalku karena reality bodoh ini”.
Tiffany menatap tajam pada Yuri sambil bibirnya tersenyum lebar. Yuri memberikan tatapan -apa yang ada diotakmu- pada Tiffany.
“Apa kau tahu Kyuhyun Oppa sungguh pergi ke dokter kemarin?”, pancing Tiffany.
Yuri mengangkat bahunya. Dilihatnya senyum Tiffany semakin bertambah lebar hingga Yoona yang menatapnya dari samping khawatir bibir gadis itu tidak bisa kembali normal.
Yuri memajukan badannnya mendekati Tiffany. “Memangnya kau mau bilang bahwa Kyuhyun Oppa sakit? Maksudku…sakit ingatan begitu?”, lalu dia terdiam sejenak, kemudian memukul bahu Tiffany. “Jangan berasumsi aneh! Berita itu juga sudah lenyap dalam kurun waktu 24 jam”
“Ah..aaa…aaa”, Tiffany menggoyangkan jarinya. “Memang semua foto sudah dihapus dari semua jaringan sosial media tapi tidak semuanya terhapus mungkin lebih tepatnya orang hanya menyimpannya di memori ponsel tanpa berani menguploadnya kembali”, terang Tiffany semangat.
“Maksudku aku sempat menyimpan satu foto yang terupload kemarin”, jawab Tiffany cepat.
Yuri memutar bola matanya. Dia meraih gagang pintu hendak keluar sambil bergumam, ” Kalau kau menyimpan foto Kyuppa, aku nyaris setiap hari bertemu dengannya”.
“Kalau ku bilang aku menyimpan foto hasil rotgen otaknya Kyuppa, bagaimana?”, tantang Tiffany dengan nada puas ketika Yuri menolehnya dengan cepat tanpa peduli akan pintu mobil yang terbuka.
Yuri memandang foto rotgen otak Kyuhyun berkualitas rendah hasil upload dari dokter magang di rumah sakit itu melalui layar ponselnya.
Yuri memeluk kedua lututnya dan menghela napas panjang. Dia menggenggam ponselnya sambil terus menatap foto rotgen itu. Cahaya lampu ponsel menerangi matanya. Yoona sudah lama terlelap setelah mereka mendiskusikan keanehan Kyuhyun dan foto yang disimpan di ponsel Tiffany.
Dia masih ingat kalimat Seohyun yang jelas. “Singkatnya jika dia melupakan eonni, ada dua jawabannya. Pertama dia memang sengaja melakukannya. Aku tahu terdengar konyol setelah sekian lama kalian tidak berkomunikasi akhirnya karena keeisengan Kyuppa. Kemungkinan kedua dia memang benar sakit. Dan aku lebih cenderung pada pilihan kedua”.
“Kenapa?”, tanya Yuri.
Seohyun menunjuk layar ponsel. “Itu adalah foto rotgen otak Kyuppa. Hanya satu penyakit yang berhubungan dengan ingatan, itu disebut dengan amnesia”
***
Konser SNSD Tokyo Dome sangat luar biasa. Panggung yang megah beserta kedelapan member yang begitu memukau. Itu adalah konser penampilan pertama mereka tanpa Jessica. Sambutan para SONE Jepang sangat antusias meskipun diantara penonton ada yang terus-terusan meneriaki nama Jessica.
Walaupun penampilan mereka sempurna, senyum dan tawa selalu menghiasi wajah para member, namun masing-masing sangat tahu bahwa mereka begitu kehilangan dan tangis sudah menyesakkan dada mereka. Namun konser akhir tahun itu berjalan sukses.
Begitu juga dengan konser Super Show6 di Osaka. Suju selalu berhasil membuat para penggemarnya puas dengan penampilan mereka. Lautan biru memenuhi stadion. Suara-suara teriakan histeris bagai suara gemuruh ombak yang nyaris merubuhkan stadion.
Bahkan ketika konser berakhir para member Suju masih mendengar euforia penggemar dibelakang panggung. Melalui pintu darurat, mereka digiring kembali ke hotel.
Dalam perjalanan menuju Hotel, Kyuhyun menatap kota Osaka yang begitu kental dengan tradisionalnya. Dia melirik jam dan melihat angka 10 disana. Dia mulai berpikir berapa lama jika dia ke Tokyo melalui kereta api ekspress malam itu juga.
Ketika di Hotel dia menyampaikan rencananya untuk ke Tokyo saat itu juga pada Leeteuk, sang leader dengan santai memberikan ijinnya. Sambil membuka bajunya dan menggantinya dengan baju kaos biasa.
“Pergilah. Aku beri ijin hanya saja apa kau tidak capek”, tanya Leeteuk seraya membaringkan tubuhnya yang lelah di ranjang hotel yang empuk. Dia memperhatikan bagaimana Kyuhyun mengganti pakaiannya dengan kaos lengan panjang putih dan siap memakai parka birunya. “Sepertinya akan turun salju”.
“Sebenarnya kau mengijinkanku atau tidak?”, ujar Kyuhyun menyeringai. Kadang Leeteuk bisa berubah seperti seorang Ahjumma cerewet. Padahal biasanya pria itu sangat pendiam.
Sambil bersandar pada bantal, Leeteuk menjawab sekenanya. “Kalau kau sakit aku tak mau mengurusmu”. Senyum Leeteuk muncul.
Kyuhyun menarik hoodie parkanya untuk menutupi kepalanya. Dia balas tersenyum dengan evil. “Hyungku bukan cuma kau…hehehe”, tawa Kyuhyun ketika melihat cengiran Leeteuk.
Leeteuk menggerakkan tangannya seperti mengusir. “Pergilah cepat sebelum salju benar-benar turun. Dan jangan lupa penerbangan kita besok pagi pukul 8”. Setelah berkata begitu Leeteuk membaringkan tubuhnya dan menutup wajahnya dengan bantal.
Kyuhyun segera keluar dari kamar Leeteuk dan bertemu Kangin dan Siwon serta Donghae di lorong hotel ketika menuju lift.
“Kyu, kau mau kemana?”, tanya Siwon heran ketika melihat Kyuhyun melewati mereka sambil menunjuk lift yang barusan mereka naiki.
Kyuhyun melambai tanpa menoleh seraya menjawab. “Ke stasiun Shin-Osaka!”. Lalu ketiga orang itu melihat Kyuhyun memasuki lift, melambai pada mereka yang berdiri bengong. Kyuhyun tampak memasang masker pada wajahnya seperti biasa jika bebergian.
Kangin orang pertama yang menyadari penampilan dan tujuan Kyuhyun. Dia menoleh Siwon.
“Anak itu mau kemana dengan masker begitu?”, tanya Kangin.
Siwon mengangkat bahu. Suara Donghae yang cepat membuat mereka segera menuju kamar Leeteuk.
“Lebih baik kita tanya Leeteuk”, dan dengan setengah berlari mereka menuju kamar Leeteuk.
Leeteuk yang tengah tidur pulas terpaksa terbangun akibat gedoran keras pada pintunya. Dengan menggerutu dia membuka pintu kamarnya.
“Ada apa?!!”, bentaknya namun dia terdorong oleh tangan Siwon yang membuka lebar pintu.
Leeteuk dongkol sekali melihat ketiga manusia itu mengganggu waktu tidurnya. Dengan bercakak pinggang dia berkata ketus.
“Kukira kalian punya kamar sendiri!”.
Siwon segera menoleh Leeteuk. “Kyu pergi kemana dengan parka dan masker begitu?”.
Alis Leeteuk terangkat. Sambil mengggaruk kepalanya dan berjalan menuju ranjang, dia menjawab pertanyaan Siwon dengan ogah-ogahan.
“Dia ke Tokyo”, Leeteuk menarik selimut dan menutupinya hingga ke leher. Membalikkan badannya membelakangi ketiga pria yang terkejut.
“Tokyo???!! Apa yang dilakukannya disana?”, kali ini Donghae akhirnya penasaran juga.
Leeteuk mengulurkan tangannya dari balik selimut. Menggerakkan tanda agar mereka segera keluar sambil menjawab setengah terpejam.
“Dia mau menemui Yuri!”.
***
Yuri sedang mengemasi pakaiannya kedalam koper untuk kepulangan besok ketika ponselnya berdering nyaring diatas ranjang.
“Eonni, apa sudah selesai? Kitakan mau ke Harajuku. Semakin malam semakin ramai”, kata Yoona bersemangat. Dia sudah memakai jaketnya dan tinggal menunggu Yuri saja.
“Ya. Sebentar”, sahut Yuri tanpa menoleh dan menjangkau ponselnya. Tanpa melihat nama yang muncul di layar touchscreennya, Yuri langsung menyambutnya.
“Hallo, Yuri-ssi…”
DEG!!
Yuri merasa tiba-tiba jantungnya berdetak lebih kencang. Dia menatap sejenak ponselnya dan melihat nama Orang gila yang melakukan panggilan. Yuri menulis nama Kyuhyun sebagai Orang gila di kontaknya.
Yuri kembali menempelkan ponselnya di telinga, melirik Yoona yang sibuk mewarnai kuku sementara Sooyoung dan Hyoyeon saling bercanda. Yuri bergerak menuju jendela dan berkata sepelan mungkin.
“Oppa?”.
“Apa kau sedang sibuk?” – suara Kyuhyun.
“Tidak..aku sedang di hotel. Aku…”.
“Aku ada di lobi hotel tempat SNSD menginap” – suara Kyuhyun.
Yuri langsung berdiri tegak. Dia berseru kaget. “Mo??!!! Di lobi?!”.
“Kyuhyun oppa yang menelpon?”, tahu-tahu suara Hyoyeon sangat dekat di telinga Yuri membuat sekali lagi dia terkejut. Dia memutar tubuhnya dan ternyata ketiga temannya sudah tepat berdiri dibelakangnya, menguping pembicaraannya.
“Kalian….”, Yuri nyaris tidak sanggup berbicara, hanya wajahnya saja yang langsung merona. Reflek dia menjauhkan ponsel dari telinganya.
Sooyoung nyengir dan menunjuk ponsel Yuri yang terdengar suara Kyuhyun. “Ayoo…jawab..”.
“Yuri-ssi…”- samar-samar terdengar suara Kyuhyun di ponsel.
Yuri cepat menempelkan ponsel di telinga sambil melotot pada ketiga gadis itu yang kini bukan hanya menguping tapi justru menempel di badannya. Bahkan Sooyoung ikut menempelkan telinga di ponsel Yuri.
“Apa yang kau lakukan di lobi hotelku? Bukankah seharusnya ada di Osaka…”, tanya Yuri sambil tangannya berusaha mendorong Hyoyeon menjauh.
“Aku ingin mengajakmu berjalan-jalan di Shibuya” – suara Kyuhyun.
Yuri terdiam. Mata Sooyoung membulat. Dia menegakkan badannya dan berkata lirih dengan penuh semangat.
“Kyuppa ingin mengajak Yuri jalan-jalan”.
Tanpa menghiraukan Yoona, Hyoyeon dan sooyeong sibuk sendiri, Yuri kembali mendengar suara Kyuhyun.
“Aku tunggu di lobi. Klik”. Kyuhyun mengakhiri percakapannya dan dengan bengong Yuri menatap ketiga gadis itu.
“Kyuhyun Oppa mengajakku pergi. Sekarang dia ada di lobi dan menungguku”. Yuri memegang kedua pipinya. “Orang sinting itu datang dari Osaka selepas konser….”
“Dan apa lagi yang kau tunggu? Pergi saja sana”, tukas Hyoyeon ceria.
“Tapi rencana kita ke Harajuku?”.
“Ahhh…memangnya tanpamu kami tidak akan bersenang-senang?”, tatap Sooyeong menantang.
“Pergilah, Eonni!!”, ujar Yoona. Dia melempar jaket kulit beserta topi rajut untuk Yuri. “Jangan lupa bawa sarung tangan. Sepertinya salju sudah turun”.
Yuri memakai jaket dan topi rajutnya. Sambil tersenyum, dia juga memasang sarung tangannya. Lalu dia berjalan menuju pintu dan melambai. “Bilang pada yang lainnya aku punya acara sendiri dan pastikan tujuan kalian bukan di Shibuya”, Yuri mengedipkan sebelah matanya dan lenyap dari pandangan ketiganya.
Kyuhyun menanti Yuri sambil duduk di lobi dengan sebuah majalah di tangannya. Dia memakai topi dan sebuah kacamata tipis bertengger di hidungnya yang mancung. Hampir tidak ada yang menyadari bahwa itu adalah dia, baik resepsionis dan para tamu hotel yang keluar masuk.
Dalam duduknya itu, Kyuhyun tercenung. Dia sama sekali tidak tahu apa yang mendorongnya mendatangi Yuri di Tokyo. Padahal kalau di pikir besok mereka akan pulang ke Korea. Dia hanya berpikir begitu saja. Kyuhyun menutup wajahnya dengan tangan ketika suara Yuri muncul didepannya.
“Oppa…”, Yuri menegur pelan.
To be continue…
Dan lagi aku posting part 20..kali ini setting akan berada di Tokyo-Osaka semoga kalian bisa membayangkannya yaaa…pokoknya semuanya kuserahkan pada kalian ^^ happy reading 🙂