Tags

, , , , , , , , , , , ,

14306608194071

 

 

Part 27

 

Nb: disarankan saat membaca part ini reader sambil mendengar song “complete” milik SNSD dan song “till i reach your star” milik Cho Kyuhyun.

Incheon Airport, Seoul, Korea Selatan

 

Yuri menaiki taksi menuju dorm SNSD tanpa Kyuhyun. Sesampai mereka di Incheon, Yuri langsung memisahkan diri kru MWI dan Kyuhyun. Dari kejauhan dia dapat melihat Jung Hoon menjemput Kyuhyun dan tampak kerumunan paparazzi di sekeliling mereka di Incheon.

Kyuhyun sadar bahwa sebagian besar dari paparazzi itu hanyalah ingin mengejar dirinya terkait foto-foto yang disebarkan oleh Dispatch. Dia melirik Yuri yang berjalan di sampingnya sibuk memberikan senyum manisnya pada para pemburu berita. Di sentuhnya ujung jari gadis itu seraya berbisik tanpa menoleh.

 

“Jalanlah lebih dulu. Kita berpisah di sini”.

 

Ucapan Kyuhyun membuat tubuh Yuri menegang. Dia dapat melihat kehadiran Jung Hoon dengan para paparazzi di sekelilingnya. Tanpa menanggapi kalimat Kyuhyun, Yuri langsung melangkah kearah pintu kedatangan yang berbeda dari Kyuhyun.

 

Sempat dirasakannya Kyuhyun menepuk pelan punggungnya seraya berkata pelan. “Mian ne…”.

 

Dengan keras hati Yuri terus saja berjalan dengan cepat. Kyuhyun memperhatikan punggung Yuri yang semakin menjauh. Dia menghela napas dan dengan tenang melangkah menuju Jung Hoon dimana dia langsung disambut oleh jepretan kamera dan selusin pertanyaan.

 

Yuri menyandarkan punggungnya di sandaran kursi taksi dan melepas kacamata hitamnya yang selama perjalanan Paris-Seoul selalu dipakainya untuk menyembunyikan matanya yang bengkak akibat menangis semalam.

 

Dia teringat bagaimana semalam dia dan Kyuhyun berdebat soal operasi yang dijadwalkan Kyuhyun setelah reality mereka berakhir.

 

“Batalkan operasi itu, Oppa”, tukas Yuri tegas.

 

Kyuhyun terlihat terkejut mendengar Yuri mengetahui rencananya. “Bagaimana kau bisa tahu…”.

 

“Siwon Oppa mengirimiku pesan Line! Dia juga menceritakan apa yang terjadi di Korea, foto-fotomu yang mengunjungi Dr. Kim tersebar luas oleh Dispatch. Foto-fotomu! Bahkan hasil scan otakmu! Pihak SM memintamu untuk memberikan keterangan palsu dan mengancam karirmu selama setahun jika kau melakukan niatmu untuk operasi”, jelas Yuri sambil mengepalkan tinjunya.

 

Kyuhyun menghela napas. Dia menatap Yuri dengan tajam. “Kau tidak mengerti Yuri….”.

 

“Tidak! Kaulah yang tidak mengerti!”, potong Yuri cepat.

 

Alis Kyuhyun berkerut. Yuri berjalan mendekatinya dan mencengkram erat bagian dada T-shirtnya. Gadis itu mendongak dengan sinar matanya yang bersinar kalut dan sedih.

 

“Kumohon…batalkan operasi itu…aku..aku tidak mau kau melupakanku lagi…tapi jangan korbankan karirmu demi operasi yang belum tentu berhasil…”, suara Yuri lebih mendekati membujuk daripada memarahi.

 

Kyuhyun menunduk. Melihat bagaimana mata bening yang biasanya bersinar ceria kini tampak digenangi airmata. Dia memegang kedua tangan Yuri yang mencengkram t-shirtnya.

 

“Aku akan melakukan konfrensi pers besok…”, dengan halus Kyuhyun melepaskan cengkraman Yuri dan menunduk. Mengecup lembut pipi Yuri yang tanpa terasa telah dialiri air mata.

 

Kyuhyun dapat merasakan hangatnya airmata itu di bibirnya. Sejenak ditempelkannya bibirnya di pipi mulus itu. “Apapun yang terjadi jangan lupakan apa yang kukatakan di Gembok Cinta”, setelah itu Kyuhyun menjauhkan wajahnya dan berjalan keluar dari kamar itu.

 

Yuri masih ingat bagaimana dia menangis di kamarnya sambil menggigit ujung bantal. Dia tidak bisa tidur bahkan nyaris sesak napas karena banyaknya airmata yang mengalir. Yuri memejamkan matanya dan didengarnya suara sang supir taksi.

 

“Sudah sampai, Nona”.

 

****

 

Sinar blitz kamera tampak menyambar-nyambar di area lobi Gedung SM dimana Kyuhyun dan Managernya menggelar konfrensi pers terkait foto-foto dan berita yang tersebar di internet. Diantara para wartawan itu terdapat Park Bong Soo dan Kang Eun Byeo yang dengan tenang menunggu pernyataan Kyuhyun.

 

Kyuhyun dan Jung Hoon tampak duduk dideretan kursi meja konfrensi pers. Tampak pula di sebelah Jung Hoon duduk sekretaris SM.

 

Para member Suju menonton konfrensi pers tersebut melalui televisi swasta khusus hiburan. Sebenarnya Siwon dan Donghae ingin berada disana, menemani Kyuhyun namun Leeteuk dengan bijaksana menahan mereka.

 

“Jangan menambah beban Kyuhyun. Jung Hoon hyung sudah cukup”.

 

“Tapi Hyung…”, Donghae masih bersikeras.

 

Siwon segera memegang bahu Donghae dan berkata pelan. “Leeteuk benar. Kita menunggu di sini. Kyu lebih membutuhkan kita disaat dia menjadi dirinya sendiri. Disini. Didepan kita”.

 

Donghae mengusap wajahnya dan akhirnya duduk disamping Eunhyuk yang segera memberinya air mineral. Mereka semuanya kembali menatap televisi.

 

Kyuhyun diserang oleh pertanyaan hampir serupa dari semua wartawan berita yang hadir di tempat itu. Jung Hoon dan Sekretaris SM sampai kewalahan menangani semua pertanyaan itu.

 

Melihat begitu brutalnya para jurnalis itu bertindak sehingga nyaris membuat Kyuhyun muak. Dengan jengkel yang ditahannya sendirian, Kyuhyun menarik mikrophone didepannya. Dia berdehem dengan keras membuat semua terdiam.

 

“Anneyeonghaseyo…”, sapa Kyuhyun dengan senyum lebar. Tanpa menunggu respon mereka Kyuhyun langsung menyambung kalimatnya. “Hari ini saya disini untuk mengkonfirmasi tentang berita yang tersebar di media sosial beberapa hari ini…”, sambil berbicara seperti itu dengan gesit tangan Kyuhyun menyambar amplop cokelat besar dipangkuan Jung Hoon.

 

Jung Hoon dan sekretaris SM melongo ketika dengan tenangnya Kyuhyun menyobek amplop cokelat itu dan mengeluarkan isinya diatas meja. Secara acak Kyuhyun menyambar selembar foto dirinya yang terlihat memakai topi dan masker keluar dari praktek Dr. Kim.

 

“Ini….”, Kyuhyun menunjukkan foto itu didepan semua wartawan. Tidak ada yang bersuara, hanya suara jepretan kamera memenuhi ruangan itu.

 

Jari Kyuhyun yang bagus itu sekali lagi menunjuk foto dirinya. “Ini…benar! Ini adalah saya. Dan saya secara rutin melakukan terapi pada Dr. Kim di tempat prakteknya”.

 

Pengakuan Kyuhyun yang lantang menimbulkan suara gemuruh di ruangan besar itu. Wartawan Park Bong Soo tersandar di dinding mendengar pembenaran yang dilakukan Kyuhyun.

 

“Sialan! Dia mengakuinya!.” desisnya tak percaya.

 

Lewat matanya Kyuhyun menatap Park Bong Soo. Ada senyum dibibirnya yang bagus itu. Dari awal dia sudah tahu bahwa pria dan wanita yang berdiri di pojokan ruangan itu adalah wartawan Dispatch. Dia juga tahu pihak Dispatch mengharapkan dia mengeluarkan pengakuan palsu agar dia bisa lebih lagi di tekan oleh Dispatch dan Kyuhyun tidak mengizinkan itu. Dia yakin para fansnya bisa menyingkapi tindakannya dengan bijaksana.

 

“Saya menderita Retrogate Amnesia ketika mengalami kecelakaan beberapa tahun silam, sejenis amnesia yang kehilangan satu memory terakhir sebelum kecelakaan tersebut. Saya juga melakukan scane otak seperti bukti yang ada..,” Kyuhyun menunjukkan foto hasil scanenya pada yang ada diruangan itu tanpa memperdulikan bagaimana Jung Hoon menutup wajahnya dengan keluhan panjang dan sekretaris SM menunjukkan wajah keruhnya. “Dan saya juga sudah membuat penentuan tanggal operasi bersama Dr. Kim dan tim dokter lainnya”.

“Matilah sudah…,” lenguh Jung Hoon.

Bukan hanya Jung Hoon saja yang terhenyak dengan pengakuan gamblang yang diucapkan Kyuhyun, para member Suju saja terpaku saat menonton siaran langsung itu. Mereka terkejut karena Kyuhyun membuka secara terang-terangan apa yang dialaminya didepan para awak media diluar dari rencana mereka bersama Jung Hoon yang seharusnya hanya membenarkan foto-foto itu adalah Kyuhyun.

 

“Kyu menyeret dirinya ke dalam jurang!”, keluh Leeteuk tersandar.

 

Sedangkan di Dorm SNSD para gadis itu terkejut luar biasa mendengar pengakuan Kyuhyun soal amnesia itu. Mereka begitu ribut dan Tiffany berteriak keras.

 

“Yuri-ah!!! Yuri-ah!!,” Tiffany bergerak dari duduk dan berlari menuju kamar Yuri. Dia membuka pintu kamar itu dan mendapati Yuri sedang menelungkup memeluk bantal.

 

“Yuri-ah…Kyuhyun oppa membenarkan kalau itu dia dan dia amnesia sejenis apalah itu…dan dia akan operasi…,” Tiffany terdiam. Dia melihat Yuri sama sekali bergeming. Tetap menelungkup dengan memeluk bantal.

 

“Yuri-ah…,” Tiffany melangkah masuk dan mendekati ranjang. Yuri tampak menutup wajahnya dengan bantal. “Yuri-ah…,” jemari Tiffany menyentuh puncak kepala Yuri. Lapat-lapat didengarnya suara Yuri.

 

“Aku tahu…aku sudah tahu”.

 

Tiffany menghela napasnya dan mengelus rambut Yuri yang tergerai. Dia tidak bisa berkata apapun. Dia tidak tahu apa yang tersimpan di hati Yuri. Tapi dia tahu pengakuan Kyuhyun secara terbuka atas penyakitnya didepan public membuat hati Yuri pedih.

 

***

 

Selama seminggu penuh Yuri tidak kembali ke apartementnya di Gangnam. Episode di Paris sudah ditayangkan dan mendapatkan respon yang sangat luar biasa. Para fans yang sudah mengetahui kenyataan penyakit Kyuhyun menjadi lebih peduli pada idola mereka. Namun haterspun semakin meningkat. Sejak konfrensi pers itu, Kyuhyun dipanggil ke gedung SM dan menerima keputusan SM agar dia dihukum. Melihat dukungan para Fans pada Kyuhyun membuat pihak SM membatalkan hukuman penundaan album kedua serta kegiatan individunya. Bahkan Kyuhyun tetap diizinkan melakukan kegiatannya di grup. Tapi keputusan wajib militer itu tidak bisa dibatalkan. Pihak SM meminta pihak keluarga Cho segera mendaftarkan Kyuhyun wajib militer segera setelah tur SM di Taiwan usai.

 

Kyuhyun tenang saja menerima hukuman itu, yang membuatnya gelisah justru Yuri yang tidak pernah bisa ditemuinya setelah konfrensi pers. Gadis itu tidak kembali ke apartement untuk melakukan kegiatan syuting sehari-hari melalui kamera di apartement. Bahkan sutradara Bong mengatakan dia juga tidak bisa menemui Yuri untuk membicarakan syuting terakhir mereka nanti. Pria itu hanya mendapatkan sambutan via ponsel bahwa Yuri sedang mempersiapkan single video music terbaru GG bersama member lainnya di Jepang.

 

Tapi bagi Kyuhyun dengan Yuri menutup diri darinya seperti itu, dia merasa mulai kepayahan mengingat wajah Yuri. Untuk mempertahankan memorinya, setiap malam dia selalu menonton tayangan reality mereka setiap episode. Dan setiap kali dia berjuang keras mempertahan segala ingatannya, setiap saat pula dia merasakan kepalanya ditusuk ribuan jarum.

 

Demi Tuhan! Jangan siksa aku seperti ini!

 

Kyuhyun bergerak dari menonton video rekaman Yuri dari handycamnya menuju lemari pendingin. Ketika dia ingin membuka pintu lemari pendingin itu, matanya tertumbuk pada sebuah pot bunga kecil yang ditanami serumpun bunga mungil berwarna ungu indah. Bunga Forget me not berada tepat di atas sebuah undakan tempel di dinding dapur. Bunga itu terbawa olehnya karena sewaktu pengambilan bagasi di bandara, Yuri sudah pergi memisahkan diri.

 

Selintas kenangan malam terakhir di Paris mendesak benak Kyuhyun. ‘Forget me not. Ini akan menjadi bunga kita,Oppa ‘. Kyuhyun menyentuh kelopak bunga itu dan seperti terbangun dari mimpi dia merogoh saku celananya.

 

Dengan gerak cepat dia menekan nomor Sunny. Selama menunggu sambungan terhubung, Kyuhyun terus saja bergerak-gerak tidak sabar. Setelah berkali-kali melakukan panggilan, barulah Sunny menyambut teleponnya.

 

“Hallo,Oppa….” Terdengar suara Sunny yang halus.

 

Kyuhyun langsung segera merespon. “Sunny, dimana Yuri”, tanyanya.

 

Terdengar hening di seberang membuat Kyuhyun menjadi tidak sabar. “Sunny, dimana Yuri?,” seru Kyuhyun.

 

“Eng….”

 

“Aku menunggu selama seminggu dengan perasaan kacau. Kau tahu apa yang kuderita! Aku membutuhkan dia disisiku agar aku tidak kehilangan ingatanku tentangnya…kumohon”, kalimat Kyuhyun benar-benar bernada frustasi dan putus asa.

 

Helaan napas Sunny terdengar jelas ditelinga Kyuhyun. “Yuri sedang pemotretan majalah di Myeongdong”, Sunny memberikan alamat tempat pemotretan tersebut.

 

Setelah mengucapkan terima kasih berulang kali, Kyuhyun menyambar jaketnya dan rumpun bunga Forget me not yang berada di pot. Dia berlari keluar dari apartement sambil memeluk pot bunga itu menuju mobilnya yang berada di parkiran apartement.

 

****

 

Yuri menyelesaikan sesi pemotretannya sekitar sore hari. Sambil membersihkan make up, dia melihat salju turun melalui jendela kamar ganti itu. Yuri berdiri didekat jendela dan menempelkan telapak tangannya di sana. Menatap butiran-butiran putih berjatuhan menuju bumi. Mungkin ini adalah salju terakhir tahun itu karena sebentar lagi musim semi akan tiba. Melihat banyaknya salju, Yuri menggumam pelan.

 

“Kyuhyun Oppa sangat menyukai salju…”

 

“Aku memang sangat menyukai salju,” sebuah suara berat tepat berada dibelakang Yuri.

 

Yuri terpaku ditempatnya. Lewat bayangan kaca jendela, dia bisa melihat sosok Kyuhyun berdiri menjulang dibelakangnya, tepat dibelakangnya bahkan dia tidak merasakan celah apapun diantara punggungnya dan dada bidang itu. Dia tidak berani untuk bergerak dan hanya mempertahankan dirinya seperti semula. Dia hanya menekan kuat telapak tangannya pada kaca jendela didepannya. Matanya tetap nyalang menatap butiran-butiran salju yang melayang.

 

Kyuhyun melihat bagaimana Yuri bertahan tidak merespon kehadirannya. Perlahan  dia mengulurkan tangannya, meletakkan telapak tangannya diatas punggung tangan Yuri yang berada dikaca.

 

Tubuh Yuri bergetar ketika merasakan kehangatan telapak tangan Kyuhyun melingkupi tangannya. Hembusan napas pria itu terasa hangat di puncak kepalanya. Dia memejamkan matanya saat dengan halus Kyuhyun bersuara.

 

“Tapi aku lebih suka Kwon Yuri..Kwon Yuri yang galak…Kwon Yuri yang sedang marah…seperti saat ini,” senyum Kyuhyun seraya menggenggam jemari Yuri yang berada dibawah telapak tangannya.

 

Yuri masih tidak merespon kalimat Kyuhyun meskipun jantungnya sudah nyaris melompat dari tenggorakannya. Kyuhyun menunduk, menyentuhkan ujung hidungnya pada helai rambut indah dibawahnya.

 

“Aku suka melihat senyum Kwon Yuri…suara tawa Kwon Yuri..binar mata Kwon Yuri..aku suka semuanya..semua terasa begitu lengkap..aku merindukanmu,” kalimat Kyuhyun membuat Yuri membuka kembali matanya.

 

Tatapan mereka bertemu melalui pantulan kaca. Tanpa sadar Yuri membalas genggaman Kyuhyun sebelum dia memutar tubuhnya menghadap Kyuhyun yang kini memerangkapnya diantara kedua tangannya.

 

Senyum Kyuhyun membayang diwajah tampannya. Yuri bersandar pada kaca jendela, membalas sinar mata Kyuhyun yang tajam namun begitu lembut.

 

“Untuk mengatakan itukah kau datang kemari?,” nada suara Yuri bergetar.

 

“Aku tahu kau sedang marah padaku karena pengakuanku didepan semua wartawan brengsek itu,” sahut Kyuhyun pelan.

 

Yuri menggigit bibirnya keras. Dia memalingkan wajahnya. “Mengapa datang? Karena syuting episode terakhir sebentar lagi akan dimulai,” Yuri berkata ketus.

 

Terdengar tawa Kyuhyun membuat Yuri kembali menatap pria itu. Matanya bersinar marah tapi langsung melembut ketika mendengar jawaban Kyuhyun.

 

“Karena Forget me not! ,” Kyuhyun menggeser sedikit kakinya dan memberikan ruang bagi Yuri untuk melihat sebuah pot mungil berisikan sekumpulan bunga Forget me not diatas meja rias Yuri. Bunga-bunga itu tampak menawan dibawah sinar lampu cermin.

 

Yuri terpaku menatap itu sehingga dia tersentak ketika Kyuhyun bersuara didekat telinganya.

 

“Forget me not. Jangan lupakan aku…itu sebuah pesan untukku darimu..aku berjuang keras untuk tidak melupakanmu..aku berjuang keras mempertahankan ingatan ini disaat kau menjauh dariku..aku tidak ingin melupakanmu…tidak mau..,” Kyuhyun menghentikan kalimatnya dan melihat bagaimana Yuri menatapnya dengan tatapan beningnya.

 

Kyuhyun meraih dagu Yuri, mengangkatnya perlahan menuju wajahnya. Yuri memejamkam matanya ketika bibir mereka saling menempel. Dengan pelan, dia membuka bibirnya. “Kumohon…jangan lupakan aku…,” kalimatnya tenggelam oleh lumatan bibir Kyuhyun pada bibirnya.

 

Dengan lembut Kyuhyun mendorong punggung Yuri pada kaca jendela panjang dibelakang gadis itu. Dia mencium Yuri dengan penuh kerinduan, memuja tiap sudut lekuk bibir ranum itu. Membelai penuh penghargaan rongga mulut hangat itu. Tangannya menggenggam erat jemari Yuri seolah takut melepaskannya. Butiran salju diluar sana menjadi saksi. Begitu juga dengan bunga Forget me not.

 

****

 

Syuting MWI yang terakhir dilakukan seminggu setelah pertemuan mereka di ruang ganti gedung pemotretan. Musim semi menyambut mereka. Bunga-bunga bermekaran dengan indahnya setelah tertidur selama musim dingin. Cahaya matahari bersinar lembut menerpa kulit. Seoul begitu indah terutama di bagian City Hall, dimana semua pepohonan sakura bermekaran dengan cantiknya.

 

Disanalah tempat syuting terakhir MWI. Kyuhyun dan Yuri menghabiskan White Day berada di City Hall sepanjang hari. Mereka bersepeda, bermain roller blade, dan kegiatan lainnya. Disana juga mereka melakukan pemotretan cover majalah terkemuka di Korea.

 

Bagi seluruh kru, pasangan virtual season itu adalah pasangan paling menarik. Rating acara mereka menanjak dengan pesat. Sutradara Bong menutup mata dan telinganya tentang berita-berita diluar sana yang terus menyebarkan foto-foto Kyuhyun yang melakukan pengobatan dengan Dr. Kim. Bagi semua kru MWI, Kyuhyun merupakan seorang idola yang memiliki banyak kelebihan. Mereka tidak peduli berita-berita yang berusaha menjatuhkan pria muda itu. Mereka juga salut akan kepribadian Yuri yang begitu luwes menghadapi apa yang dialami Kyuhyun.

 

Penayangan episode terakhir sukses menjadi penutup reality Married With an Idol season 8. Malam penayangan terakhir itu seluruh tim dan artis terkait diundang Produser Kim dan Sutradara Bong ke apartement Sutradara Bong untuk sebuah pesta syukuran atas berhasilnya reality mereka.

 

Kyuhyun dan Yuri datang bersama ke apartement Sutradara Bong di kawasan Gangnam. Keduanya memakai pakaian kasual dan menikmati pesta yang diadakan para tim MWI. Makanan sangat berlimpah dihidangkan oleh isteri sutradara itu bahkan beberapa jenis minumanpun disuguhkan.

 

Kyuhyun dengan semangat meraih gelas wine dan meneguknya dengan nikmat. Para kru sudah tahu bahwa Kyuhyun termasuk orang nomor 3 terkuat di Suju dalam urusan minum-minum apalagi jika sudah bertemu yang namanya wine.

 

Mereka duduk melingkar disebuah meja bulat besar sambil berbicara dan bercanda hingga tidak menyadari bahwa malam semakin tinggi. Kyuhyun bercerita tentang kegilaannya pada game ketika Eun Ah mengeluarkan suara berbisik.

 

“Lihat…si putri tidur..,” senyum Eun Ah.

 

Semua mata memandang arah bibir Eun Ah begitu juga Kyuhyun. Mereka menahan senyum melihat Yuri sudah tertidur dalam posisi duduk dengan tangan masih memegang gelas sloki winenya. Tampak tangan itu bergerak lemas sehingga gelas yang dipegangnya bergoyang-goyang.

 

“Dia memang ahli tidur dalam posisi duduk,” Seung Min berkata sambil menahan tawa.

 

Kyuhyun tersenyum. Dengan hati-hati dia melepaskan sloki yang berada ditangan Yuri. Diletakkannya benda itu di meja dan dia bergerak didepan gadis itu.

 

“Apa kau akan menggendongnya seperti itu hingga sampai ke dormnya,” tanya Produser Kim heran karena dengan lihainya Kyuhyun sudah meletakkan Yuri diatas punggungnya dan menggendong gadis itu dengan tenang.

 

Kyuhyun tertawa. “Kami pulang, Hyung,” Kyuhyun berjalan menuju pintu.

 

“Kyuhyun-ah..,” sutradara Bong menghentikan langkah Kyuhyun.

 

Alis Kyuhyun terangkat. Pria tua itu mengulurkan sebuah kunci didepannya. Kini alis Kyuhyun berganti dengan berkerut.

 

Sutradara Bong tersenyum. Menyimpan kunci itu di saku celana jeans Kyuhyun. “Itu kunci apartement di Gangnam..kuberikan untuk kalian khusus malam terakhir ini,” kedip Sutradara Bong.

 

Wajah Kyuhyun memerah. “Hyungnim…kami tidak akan…,”

 

Sutradara Bong menepuk bahu Kyuhyun. “Sudahlah..pakai saja untuk kalian,” kemudian dia menatap Kyuhyun dengan lekat. “Semoga operasimu berhasil”.

 

****

 

Kyuhyun membaringkan Yuri di ranjang besar di apartement di Gangnam. Dengan hati-hati dia menyelimuti Yuri hingga ke leher. Sejenak dia menatap wajah polos yang sedang lelap itu. Dia duduk di tepi ranjang dan menyentuh lembut helai rambut Yuri yang tergerai.

 

“Jadwal operasi anda besok pagi pukul 9. Apa anda sudah yakin ingin melakukannya? Saya sudah memberikan keterangan soal berapa persen keberhasilan operasi ini”

 

“Saya siap menerima hasil apapun”

 

Percakapan antara Kyuhyun dan Dr. Kim masih melekat di benak Kyuhyun. Dengan jari-jari masih membelai rambut Yuri, Kyuhyun menunduk. Bibirnya mengecup lembut dahi Yuri. “Forget me not,” dia menarik lepas bibirnya dan terasa matanya panas.

 

Kyuhyun berdiri,sekali lagi menatap Yuri yang tidur dengan nyenyaknya. Dia keluar sebentar dari kamar dan kembali lagi dengan setangkai bunga Forget me not yang diletakkannya diatas bantal samping Yuri.

 

Kyuhyun berjalan mundur kearah pintu. Menatap Yuri lagi sebelum keluar kamar.

 

***

 

Yuri tersadar ketika merasakan cahaya matahari menembus tirai. Dia membuka matanya dan mendapati bahwa dia berada di apartement Gangnam. Dia mencelat bangun dan tanpa sadar melontarkan satu nama.

 

“Kyuhyun!”, tapi tidak ada suara apapun di kamar itu. Dia melongok kebawah ranjang namun tidak ditemukannnya Kyuhyun. Dia menyibak selimut dengan perasaan bingung bercampur cemas yang tidak dimengertinya.

 

Ketika dia berdiri dari ranjang matanya melihat setangkai bunga Forger me not terletak lemas disamping bantal yang ditidurinya. Jantungnya berdebar dengan kencang. Diraihnya bunga itu tepat suara ponselnya berbunyi di saku celananya.

 

“Hallo..”

 

“Yuri-ah!”

 

“Donghae Oppa? Ada apa…”

 

“Datanglah ke Rumah Sakit Seoul…Kyuhyun…”

 

Mendengar nama Kyuhyun disebut dengan dibarengi Rumah Sakit Seoul membuat Yuri segera menutup pembicaraan. Tanpa pikir panjang lagi dia berlari keluar kamar dengan menggenggam bunga Forget Me Not.

 

Yuri berlari secepat kakinya membawa menuju lift. Dia menatap nomor yang terus turun. “Ayoo…cepat…cepat,” gumamnya. Suara pintu lift terbuka dan dia seperti melompat keluar.

 

Yuri berlari menuju lobi apartement dan menuju jalanan Gangnam. Dia segera menghentikan taksi.

 

“Rumah Sakit Seoul,” ucapnya cepat. Selama perjalanan menuju rumah sakit Yuri menggenggam erat bunga Flower Me Not. “Kumohon…jangan operasi…kumohon, Tuhan,” bisik Yuri.

 

****

 

RUMAH SAKIT SEOUL

 

Seluruh member Suju dan Jung Hoon beserta keluarga Cho tampak berada di depan pintu operasi. Member SNSD yang berada disana hanyalah Sunny dan Tiffany.

 

Tiffany memandang Donghae yang berdiri berdampingan dengan Eunhyuk. Tampang Donghae terlihat kalut. Dia menghitung sudah setengah jam sejak dia menelpon, Yuri belum datang juga

 

“Apa Yuri sudah tahu?,” tanya Tiffany menghampiri.

 

Donghae memandang Tiffany dan mengangguk. “Seharusnya dia sudah tiba. Entah apa yang membuatnya terlambat,” keluh Donghae.

 

Tiffany duduk di kursi tepat disamping Siwon. Pria itu menoleh dan memegang tangan Tiffany. “Aku sudah meminta Yuri agar membujuk idiot itu untuk membatalkan operasi. Tapi sepertinya usaha Yuri gagal.”

 

Tiffany menatap bagaimana Siwon menggenggam tangannya. Dia menepuk-nepuk tangan pria itu.

 

Terdengar suara Sunny. “Yuri-ah, kau lama sekali,” tegur Sunny.

 

Munculnya Yuri membuat mereka semua menoleh. Bahkan Cho Ahra, kakak Kyuhyun memandang Yuri. Gadis yang membuat adiknya mengambil keputusan ekstrem demi mengembalikan kenangan akan gadis itu. Ahra dapat melihat betapa kusutnya wajah cantik itu dengan rambut berantakan.

 

“Aku…macet…,” Yuri melihat Ahra menatapnya dan dia segera membungkuk hormat. “Eonni…”

 

“Kenapa dengan matamu, Yuri-ah,” tanya Donghae.

 

Reflek Yuri mengusap wajahnya. Sepertinya bekas-bekas airmata masih membayang dipelupuk matanya. “Anio..ada debu,” elak Yuri.

 

Tiffany segera maju dan merangkul pinggang Yuri. Dia memberi isyarat pada Donghae untuk tidak bertanya lebih lanjut. Dan pria itu segera mengunci mulutnya. Sunny berlari ke mesin minumam otomatis membelikan Yuri air mineral.

 

Yuri yang duduk diantara Tiffany dan Siwon menoleh pria itu. “Mian ne, Oppa. Aku tidak bisa menahan keinginannya.”

 

Leeteuk memajukan tubuhnya untuk dapat memandang Yuri. “Jangan merasa bersalah. Kyu memang keras kepala.”

 

“Minumlah dulu. Kau berantakan sekali,” Sunny menyodorkan botol air mineral.

 

Dengan enggan Yuri meraih benda itu dan hanya memeluknya didadanya. Bunga Forget me not tampak sudah layu didalam genggaman.

 

Operasi itu memakan waktu 3 jam. Ketika pintu operasi terbuka, tampak Kyuhyun didorong keluar oleh para suster dan tim Dokter menyusul dibelakangnya. Terdengar tim Dokter meminta agar pasien langsung dibawa ke kamar karena pengaruh obat bius akan segera berakhir.

 

Keluarga Cho dan Jung Hoon serta para member Suju langsung mendekati Dr. Kim. Yuri, Tiffany dan Sunny berada diantara para pria itu dan mendengar bahwa mereka boleh menemui Kyuhyun. Operasi berhasil dengan baik. Namun Dr. Kim menegaskan bahwa apapun hasilnya mereka harus bisa menerimanya. Karena pasien hilang ingatan sangat sedikit bisa mengembalikan ingatannya meskipun operasi mereka berhasil.

 

Jantung Yuri berdetak lebih kencang. Dia lebih memilih diam ketika semuanya berjalan menuju ruang VVIP dimana Kyuhyun dirawat. Hatinya tiba-tiba merasa tidak enak setelah mendengar penjelasan Dr. Kim.

 

Dia berdiri didepan pintu kamar rawat itu sementara semuanya sudah masuk. Ada rasa ketakutan melanda dirinya membuatnya hanya berdiri diam tanpa berani masuk.

 

Donghae yang melihat keraguan Yuri menunda langkahya memasuki kamar. Dia menunduk menatap Yuri. “Ayo masuk. Kau ingin melihat Kyukan”, senyum Donghae namun Donghae tahu arti tatapan Yuri.

 

“Aku…aku takut..Aku takut justru dia akan melupakanku. Lagi,” bisik Yuri ngeri.

 

Donghae mencoba tersenyum. Diraihnya bahu Yuri. “Ayolah. Kau akan tahu setelah masuk….”

 

Pintu kamar terbuka menampakkan wajah Leeteuk. “Kyu sudah sadar dan dia masih mengenali kita semuanya. Masuklah Yuri,” ajak Leeteuk.

 

Donghae meremas lembut bahu Yuri. Dia tersenyum. “Lihat? Operasinya sangat berhasil. Kyu tidak melupakan kita semua. Termasuk dirimu. Dia akan mengenali dirimu. Mengingat semua tentang kalian sebelum operasi bahkan sebelum kecelakaan itu,” dengan bersemangat Donghae setengah menyeret Yuri memasuki kamar.

 

Terlihat Kyuhyun sedang berbicara riang bersama Sunny dan Tiffany. Donghae dan Yuri mendengar kalimat Kyuhyun yang menanyakan anggota SNSD lainnya.

 

Donghae mendorong Yuri menyela diantara Tiffany dan Sunny. “Kalau member SNSD, ada disini juga. Siapa ini Kyu?” Senyum Donghae begitu lebarnya. Dia memegang bahu Yuri dari belakang dan mendekatkan gadis itu tepat ditepi ranjang Kyuhyun.

 

Kyuhyun mengalihkan matanya untuk menatap Yuri. Mereka bertatapan dan sejenak seluruh yang ada di kamar itu menahan napas.

 

Yuri sendiri menahan napasnya menatap sepasang mata pekat itu. Lama Kyuhyun menatapnya. Yuri dapat merasakan jemarinya digenggam Tiffany dan bahunya dipegang Donghae dengan tegang.

 

Perlahan senyum Kyuhyun muncul. Dia mengulurkan tangannya. “Apakah kau member baru SNSD? Menggantikan Sica.”

 

Yuri merasa pegangan pada bahunya terasa begitu kencang. Dunia Yuri seakan runtuh saat itu juga.

 

To be continue…

Ini adalah dua part terakhir dari cerita ini. Next part adalah last part dan aku  merasa sedih saat menulis part ini. Bagaimanakan akhir dari kisah kyuhyun yuri di last part? Akankah selamanya Kyuhyun melupakan Yuri? Jawabannya ada di last part…dinantikan ya ^^ happy reading