Tags

, , , , , , , , , , , , , , ,

PicsArt_1428921336787

 

 

Part 12

 

Yuri tersadar dari tidurnya ketika suara alarm ponselnya bergetar di bawah bantal. Dengan mata setengah terpejam, tangannya sibuk mencari benda itu dan mematikannya sebelum berdering semakin panjang. Yuri menggeliat dan dirasakannya tubuhnya berada ditempat yang luas dan empuk.

 

Dia segera membuka matanya dan melihat langit-langit kamar yang berwarna pastel. Dia segera duduk dan memperhatikan sekelilingnya. Dia tidur dikamar tidur. Dia melongokkan kepalanya ke bawah dan dia menyadari bahwa dia sendirian di kamar itu.

 

Yuri memegang pelipisnya. Berusaha mengingat apa yang membuatnya berada di kamar. Dia yakin bahwa dia tidur di sofa didepan televisi. Bagaimana sekarang berada di kamar? Apa aku tidur sambil berjalan lagi? Dan dimana Kyuhyun?.

 

Yuri segera menyibak selimut, menyibak gorden dan melihat sinar keemasan mulai beranjak muncul di ufuk timur. Dia berjalan cepat membuka pintu dan langsung menuju sofa.

 

Yuri berdiri terpaku menatap Kyuhyun yang tidur pulas di sofa dengan selimut hingga ke leher. Wajah pria itu tampak tenang dan tidak terdengar suara dengkur sedikitpun bahkan air liurnyapun tidak terlihat.

 

Dengan pelan Yuri berjalan mendekati Kyuhyun. Dia membungkuk sedikit dan memperhatikan wajah Kyuhyun. Apa mungkin semalam Kyuhyun yang memindahkanku??, pikiran itu segera terlintas begitu saja membuat Yuri merasa jantungnya berdebar.

 

Dengan menggigit bibir, jari Yuri terjulur kearah rambut kecokelatan itu. Dengan halus Yuri menyentuh rambut berantakan itu sambil berbisik. “Gomawo..”, setelah itu cepat dia menarik kembali jarinya dan cepat-cepat berlari kearah dapur.

 

***

 

Kyuhyun terbangun akibat suara dering ponselnya yang sengaja ditempelkan Yuri di telinganya karena sudah beberapa kali dia diguncang oleh Yuri untuk segera bangun karena ada panggilan telpon dari Manager Suju. Tapi Kyuhyun begitu sulit di bangunkan sehingga membuat Yuri dongkol dan akhirnya mengambil cara dengan menempelkan ponsel yang sedang berdering itu tepat di telinga Kyuhyun.

 

Kyuhyun terlonjak dan reflek segera duduk dan mengambil ponselnya. Dia membaca nama managernya dilayar ponsel. “Anneyong, Hyungnim…ahhhhh….ne…aku baru bangun…ne..sejam lagi aku akan kesana”, setelah percakapan berakhir, Kyuhyun mendelik pada Yuri yang duduk didepannya dengan alis terangkat tinggi.

 

“Kau kan bisa membangunkanku dengan cara baik-baik!”, tukas Kyuhyun ketus. Dia menggerutu panjang pendek seraya bangkit berdiri.

 

Yuri mencibirkan mulutnya dan dengan gemas melempari bokong Kyuhyun dengan bantal. Kyuhyun membelalakkan matanya. “YAA!!”, serunya.

 

Yuri cepat-cepat berdiri sambil menjulurkan lidahnya. “Salahmu sendiri. Kau tidur persis beruang hibernasi…ternyata bukan hanya suara dengkurmu saja yang seperti suara dengkur babi..kaunya juga justtru persis beruang kalau tidur susah di bangunkan”, ejek Yuri sambil berlari menuju ruang tamu, menghindari kemungkinan Kyuhyun mengejarnya.

 

Tapi Kyuhyun tidak mengejar Yuri. Dia hanya mengomel sambil menuju kamar mandi. Ketika dia melewati dapur, dia mencium aroma masakan. Dia berjalan mendekati meja makan mungil yang terdapat di area pantry dan melihat dua mangkuk sup mentimun dingin, Naeng Oi Guk dan Kimchi. Kyuhyun mengendus dua menu sarapan itu dan air liurnya menetes. Tapi dia ragu akan rasa masakan itu meskipun penampilannya menarik hati. Bagaimanapun dia masih ingat masakan bencana yang dihasilkan mereka berdua sewaktu masak bareng. Tapi sup dan kimchi itu seakan memanggil Kyuhyun untuk segera dicicipi. Dia meraih sendok dan menyendok sedikit sup dan menghirupnya dengan pelan. Dia menelan sup itu dengan hati-hati dan merasakannya di lidahnya. Rasanya tidak bisa dikatakan sangat lezat namun cukup nyaman di lidah dan meskipun sederhana, bumbunya pas. Kyuhyun mendecak senang dan segera menarik kursi dan mulai meraih kimchi dan melahapnya bersama sup.

 

Diam-diam Yuri mengintip dari balik pintu dan terkejut melihat antusiasme Kyuhyun menyantap sarapan buatannya. Dia berjalan memasuki pantri dan berdiri tepat di sebelah kursi Kyuhyun. “Wah..Oppa..sepertinya sarapanku berhasil”, Yuri memiringkan wajahnya untuk menatap wajah Kyuhyun.

 

Kyuhyun nyaris tersedak mendengar suara Yuri yang muncul tiba-tiba. Dia menoleh dan segera menelan kimchinya dengan cepat. Dilihatnya Yuri cengar-cengir kesenangan melihat sarapan buatannya nyaris tandas. Yuri menarik kursi dan duduk disebelah Kyuhyun.

 

“Bagaimana rasanya, Oppa?”.

 

Kyuhyun terdiam. Melihat situasi mereka saat itu, mereka jadi seperti suami isteri sungguhan dan diam-diam dalam hati dia mengeluh. Mengapa harus ada acara konyol seperti ini sih? Membuat orang jadi serba salah!, rutuk Kyuhyun dalam hati.

 

Kyuhyun meletakkan mangkuk sup dengan gaya anggun, dia melirik Yuri yang menanti jawabannya. Wajah Yuri saat itu persis seperti anak kecil yang minta dipuji. Kyuhyun berdiri dan segera kembali meraih handuknya.

 

“Aish…Oppa!! Jawab dulu”, Yuri menarik ujung baju Kyuhyun.

 

Langkah Kyuhyun terhenti. Dia memutar bola matanya, menghembuskan napas dengan berat. Tangannya terulur ke belakang dan dua jarinya yang panjang mendorong dahi Yuri dengan lembut.

 

“Enak! Enak! Enak! Puas?”, setelah itu dia segera berlari keluar dari pantry.

 

Yuri tersenyum selebar wajahnya. Dia melihat semburat merah hingga ke telinga Kyuhyun. Dia melirik meja makan dan berseru. “Dia memang memuji tapi haruskah dia cuma meninggalkan segini buatku???”, Yuri menggerutu melihat sup mentimun hanya tinggal setengah mangkuk dan kimchi yang nyaris licin.

 

***

 

Kyuhyun keluar dari mobil dan bergegas memasuki gedung SM dan menuju ruang latihan Suju di tingkat 15. Saat jam makan siang Suju akan berangkat ke Osaka untuk konser SS6. Disana sudah menunggu semua member dan mereka semua menyoraki Kyuhyun yang datang terlambat.

 

“Ckckck…karena sudah hidup bersama sampai lupa untuk latihan”, goda Donghae.

 

“Sorry…aku terlambat bangun”, tawa Kyuhyun sambil meletakkan tas ranselnya di lantai ruang latihan.

 

“Omo…apa yang kau lakukan hingga begitu telat bangun??”, alis Kangin naik setinggi langit. Wajahnya memancarkan sinar penuh godaan pada Kyuhyun bahkan diam-diam Leeteuk tertawa dibelakang Kangin.

 

Melihat tawa Leeteuk, Kyuhyun teringat akan kejdian di taman bermain. Dia melangkah lebar memutari Kangin dan meloncat keatas punggung Leeteuk yang terkejut.

 

Kyuhyun melingkarkan tangannya di leher Leeteuk. “Hyung…kau tertawa?? Aku masih ingat soal panda gadungan itu..apa kau masih menyimpan rekaman video waktu itu”, ucap Kyuhyun dengan nada mengancam.

 

“Tentu saja..bahkan moment termanis waktu kau menggendong Yuri keliling taman bermain karena kekalahanmu, Gaemgyu”, senyum Leeteuk.

 

Mendengar celoteh Leeteuk, Heechul merangkul Kyuhyun. “Waaah…Raja game kalah?”

 

Kyuhyun mengelak dari rangkulan Heechul dan menggerutu. “Itu bukan bagian dari game!!”, bantah Kyuhyun sewot. Lalu didengarnya Sungmin tertawa.

 

“Saat kau muntah, itu adalah bagian yang lucu”, cetus Sungmin.

 

Cetusan Sungmin membuat Kyuhyun berteriak tepat menager mereka datang.

 

***

 

Yuri merasa lega selama seharian penuh tanpa Kyuhyun. Dia tidak khawatir akan kamera disepenjuru apartement tiba-tiba On untuk merekam kegiatan mereka. Yuri latihan dengan wajah sumringah dan sempat pulang ke dorm beberapa jam.

 

Tapi ketika menjelang malam, saat dia berada di apartement itu, ada sebuah perasaan janggal muncul di hatinya. Rasa itu terbetik ketika dia sedang menonton acara musik dan matanya tertuju pada ponselnya di atas meja.

 

Lama Yuri menatap benda itu seakan sedang mencoba telepati. Mengapa tidak ada menelpon?? Sombong sekali..!!, gerutu Yuri dalam hati. Kemudian dia tersentak. Wajahnya merona seketika.

 

Tangannya hendak menjangkau ponsel ditangguhkannya. Dia kembali fokus pada televisi. Mencoba mengabaikan rasa sepinya tanpa Kyuhyun di apartement itu. Dia mengangkat kedua kakinya dan kembali matanya nyalang pada ponsel yang diam.

 

Tiba-tiba Yuri berteriak keras sambil memegang kepalanya. “Aaarrrggghhh…apa-apaan sih!! Kenapa sih kau, Yuri!! Bukankah menyenangkan tidak ada manusia evil itu disekitarmu…!!”, Yuri menjatuhkan dirinya di sofa dan menjangkau ponselnya.

 

Ditatapnya benda itu. Diguncangnya dengan pelan. “Rasanya sepi sehari tidak bersilat lidah…”

 

Tiba-tiba ponselnya berdering. Yuri mencelat duduk dan menatap layar ponselnya dengan berdebar. Kemudian dia menghela napas. “Ya..Sica..”, ternyata Jessica yang menelpon, mengatakan bahwa dia dan Yoona serta Sunny dan yang lainnya sedang dalam perjalanan menuju apartement Yuri.

 

Sementara itu, Kyuhyun menempelkan ponselnya di telinga dan mendengar suara operator mengambil alih. Nomor yang anda tuju sedang sibuk. Silakan hubungi beberapa saat lagi.

 

Kyuhyun menatap ponselnya dan bergumam pelan. “Apa yang sedang dilakukannya??”. Dia mencoba sekali lagi tapi tetap saja nomor Yuri sedang sibuk.

 

“Kyu..sebentar lagi kita tampil”, Donghae muncul di belakang Kyuhyun yang segera menyimpan ponselnya di dalam loker ruang ganti.

 

Dia cepat berjalan menuju stage dimana member suju sudah menanti dan suara-suara penggemar yang memenuhi stadion Osaka malam itu. Blue lighting tampak memenuhi stadion layaknya lautan. Kyuhyun selalu merasa berdebar menanti detik-detik dimulainya show. Tapi kali ini perhatiannya sedikit terpecah oleh seraut wajah cantik yang berada di Seoul.

 

***

 

Teman-teman Yuri sudah berkumpul di apartementnya dengan membawa semua makanan dan botol-botol soju. Mereka semua menikmati suasana diapartement itu seraya menyetel dvd komedi.

 

Diam-diam Yuri menyelinap ke kamar mandi tanpa diketahui mereka hanya sekedar ingin mencoba menghubungi Kyuhyun. Dia tak ingin mereka mengetahui apa yang dilakukannya. Dia yakin mereka pasti akan menggodanya.

 

Yuri mengeluarkan ponselnya dan mulai menekan nomor telepon Kyuhyun dan menempelkan benda itu ditelinganya. Jantungnya berdebar kencang dan otaknya berkali-kali memperingatinya. Ayolah Kwon Yuri..hal gila apa yang kau lakukan?? Menghubungi Kyuhyun? Untuk apa??

 

Yuri mendengar suara operator menyambutnya dan dia tercenung.

 

Nomor yang anda hubungi sedang sibuk. Cobalah beberapa saat lagi.

 

“Aish…!!”, umpatnya pelan pada ponselnya. Di cobanya sekali lagi dan kembali suara operator mengatakan hal yang sama. Yuri melirik jam tangannya dan yakin Super Show sudah selesai. Siapa yang ditelepon cecunguk sialan itu! Lupakan!

 

Yuri menekan tanda mati pada ponselnya. Dengan kesal dia mengnon aktifkan ponselnya dan keluar dari kamar mandi.

 

Kamar Hotel Osaka, Jepang.

 

“Ahhhhh!!! Siapa sih yang ditelepon gadis galak itu!!”, Kyuhyun mengumpat pelan pada ponselnya ketika untuk ketiga kalinya dia menghubungi Yuri dan selalu operator yang menyambutnya dengan kalimat yang sama.

 

Nomor yang anda hubungi sedang sibuk. Cobalah beberapa saat lagi.

 

Kyuhyun membanting tubuhnya diatas kasur sambil menatap ponsel yang berada di genggamannya. Kenapa dia merasa rindu akan celoteh Yuri?? Pikiran itu memenuhi benaknya.

 

Dia kembali duduk dan mencoba sekali lagi menghubungi nomor Yuri. Kali ini operator lagi yang menjawabnya namun dengan kalimat yang berbeda.

 

Nomor yang anda tuju sedang berada diluar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.

 

“Aaaaarrrgggg…!!!”, dengan sewot Kyuhyun melempar ponselnya ke kasur dan dia bersila sambil menumpu dagunya dengan sebelah tangannya. Dia jadi dongkol sekali akhirnya dia  gagal sama sekali menghubungi Yuri.

 

“Aish!! Apa-apaan aku ini’, gumamnya dengan wajah memanas tepat saat itu kepala Sungmin muncul di ambang pintu.

 

“Kyu..ke pasar Osaka yuk. Kita minum-minum disana”, ajaknya tersenyum.

 

Kyuhyun memgibaskan tangannya. “Aku lagi malas”, sahutnya acuh tak acuh. Matanya masih menatap ponselnya yang diam.

 

Sungmin mengikuti arah pandang Kyuhyun. Dia tersenyum makin lebar. Kini seluruh badannya sudah memasuki kamar hotel Kyuhyun.

 

“Pasar malam Osaka banyak menjual barang-barang lucu. Cocok untuk oleh-oleh”, pancing Sungmin.

 

Smirk evil Kyuhyun muncul. Dia menggaruk kepalanya. “Memangnya siapa yang mau kukasih oleh-oleh, Hyung? Noona? Noona ku sudah banyak barang sehingga dia selalu berpesan padaku, ‘Kyu, jangan bawa oleh-oleh apapun. Kamarku sudah penuh dengan barang’, “, Kyuhyun meniru gaya bicara kakaknya yang membuat Sungmin tertawa.

 

“Kau tahu siapa yang kumaksud untuk kau beli oleh-oleh”, ujar Sungmin dengan nada misterius.

 

Kyuhyun terdiam. Dia terbelalak menatap Sungmin. Hyungnya itu seolah tahu apa yang ada dalam hati dan pikirannya. Sekali lagi dia menoleh ponselnya yang masih saja diam. Kemudian dia melompat dari tempat tidur, menyambar ponselnya dan berlari menuju Sungmin.

 

Sambil meraih jaket dan topi, dia berjalan bersama Sungmin menuju lift dimana Kangin dan Siwon sudah menanti di lobi. Dalam pikiran Kyuhyun adalah benda apa yang disukai Yuri?

 

***

 

Yuri menggosok giginya dengan tampang kusut. Semalaman dia tidak tidur dengan nyenyak. Padahal ke delapan temannya menginap di apartement itu dan mereka tidur begitu lelapnya. Dan ketika dia bisa tertidur justru dia mimpi yang tidak mengenakkan.

 

Dia memimpikan Kyuhyun yang terlempar ke dalam mangkuk ramen dan berenang di kuahnya yang melimpah persis sungai Han.

 

Yuri menepuk wajahnya dengan sikat gigi masih bergantung di sudut bibirnya. “Aku benar-benar sudah kacau”, keluh Yuri sedetik sebelum melanjutkan menggosok giginya.

 

Dia masuk kamar mandi dan membiarkan dirinya berada dibawah siraman shower sambil berpikir terus apa yang sedang mengganggu sistem pikirannya. Tiba-tiba dia menjadi jengkel pada Kyuhyun. Kenapa sih dia harus memiliki wajah imut seperti Hani? Lagipula dia termasuk pria pendiam dengan mulut yang tajam..dengan dengkur seperti babi..susah sekali di bangunkan…

 

Yuri menghentikan pikirannya. Dia terdiam dibawah kucuran shower dan rasanya seluruh tubuhnya memanas. Dia menutup mulutnya. Mengapa Kyuhyun mulai memenuhi benaknya? Mengapa dia jadi begitu terbiasa dengan pria itu?

 

Selama Yuri mandi, Jessica dan Tiffany saling berbicara kasak kusuk diperhatikan oleh Sunny.

 

“Kurasa Yuri-ah semalam bertingkah aneh”, Jessica memulai analisanya.

 

Tiffany mengangguk. “Ya..dia begitu tidak fokus dengan omongan kita dan dvd konyol yang kau beli. Itu bukan cerita komedi, Sica. Itu semi porno!!”, desis Tiffany.

 

Jessica tertawa asal. “Hahaha..covernya sangat lucu jadi kupikir itu cerita komedi. Lupakan! Bahkan Yuri tidak banyak minum tadi malam. Dia lebih banyak menatap ponselnya”.

 

“Sepertinya diam-diam dia memiliki kekasih. Siapa? Donghae? Minho? Siwon? Atau orang lain..”

 

“Dia mencoba menelpon Kyuhyun!”, potong Sunny tiba-tiba membuat Jessica dan Tiffany melongo.

 

Jessica mengusap telinganya dan memajukan wajahnya kearah Sunny. “Kau yakin? Kukira Yuri tidak menyukai Kyuhyun oppa”, bisik Jessica tidak percaya. “Sejak saat itu..kurasa..”

 

Sunny mengangkat bahunya. “Aku sudah bilang, Kyuhyun orang yang baik loh. Bisa saja Yuri berubah pikiran. Aku iseng tadi malam membuka log panggilan Yuri sewaktu dia tidur dan aku melihat nama Kyuhyun menjadi panggilan terakhirnya”.

 

“Dia menulis nama Kyuhyun…??”, bola mata Tiffany membesar.

 

Sunny tertawa. “Tidak secara tepat. Dia menyimpannya sebagai orang gila. Tapi kucocokkan dengan nomor Kyuhyun di ponselku, itu memang nomor Kyuhyun Oppa”, senyum Sunny melebar.

 

“Kalian sedang bicara apa? Kelihatannya serius?”, Yuri muncul dibelakang mereka.

 

Ketiganya langsung tutup mulut dan memasang tampang polos. “Ah..kami sedang bertanya-tanya kapan ya kita come back”, senyum Jessica.

 

Yuri mencomot roti yang dibawa Seohyun semalam dan duduk didepan ketiganya. Dia mengunyah dengan lambat.

 

“Kyuhyun kapan pulang?”, pancing Tiffany.

 

Yuri yang kembali sibuk dengan ponselnya, menyahut masa bodoh. “Entahlah. Dia bilang biasanya SS memakan dua hari”.

 

“Apa kau sudah menghubunginya?”, Jessica mencoba lebih berani.

 

Yuri mengangkat mukanya. Dia melongo menatap Jessica. Lalu dia tersenyum. Senyum aneh dimata ketiga temannya. “Kenapa aku harus menghubunginya?”, setelah itu dia bangkit berdiri dan berlalu dengan alasan menyusul Seohyun dan Yoona yang berada di dapur.

 

Jessica dan Tiffany bertukar pandang dengan Sunny. Tiffany menjentikkan jarinya. “Dia sedang berbohong!”.

 

***

 

Seharian itu Yuri berlatih di studio tari tanpa istirahat. Dia begitu fokus dengan dance solonya sehingga memanfaatkan waktu sebanyak yang ada selagi masa syuting sedang libur seminggu.

 

Yuri duduk berselonjor di lantai studio sambil menegak botol mineralnya. Hyoyeon masih bersamanya dan duduk pula disampingnya sambil menatap diri mereka di kaca diseberang mereka.

 

Hyoyeon mengatur napasnya dan menoleh Yuri. “Episode kedua kapan ditayangkan? Beberapa video di taman bermain sudah beredar akibat sasaeng yang menguplodenya di akun twitter dan vine”.

 

Yuri meneguk air mineralnya. “Kami istirahat seminggu sebelum penayangan. Ada proses editing terutama di taman bermain”.

 

Hyoyeon memutar duduk menghadap Yuri. “Apakah kalian memang tidur seranjang”, tanyanya antusias.

 

Yuri mengetuk ujung botol ke kepala Hyoyeon. “Aaahh…hanya sebentar ketika kamera sedang on. Setelah itu Kyuhyun tidur di kasur dibawah tempat tidurku”, Yuri tertawa.

 

Hyoyeon mencibir. “Kau memang tertarik dengan dia?”, pancing Hyoyeon.

 

Yuri terdiam dan mencoba mengalihkan pandangan. Jantungnya berdebar dan menggerutu pada Hyoyeon. Pertanyaan menjebak! Dasar!.

 

Hyoyeon melebarkan senyumnya dan tertawa terkekeh. Dia menusuk pipi Yuri sebelum dia bangkit berdiri. “Dia punya banyak penggemar loh”, lalu dia berjalan pergi. “Aku duluan ya..”, lambainya.

 

Yuri mengusap rambutnya sambil berdiri. Menekan lututnya dengan kedua tangannya. “Apa hubungannya Kyuhyun banyak penggemar dengan rasa tertarik? Memangnya aku tertarik?”, gumam Yuri sambil berjalan mendekati kaca. Dia mengusap kembali rambutnya. Tertarik? Mungkin sedikit…

 

Yuri berjalan keluar dari ruang latihan dan menuju loker. Dia berganti pakaian dengan kaos putih dipadu dengan jaket hitam dan celana jeans hitam dengan sepatu boot. Di pegangnya tasnya saat keluar dari studio tari dengan santai.

 

Yuri menuruni tangga studio tari yang langsung menuju jalanan Insadong yang ramai. Ketika dia mengangkat matanya, Yuri berdiri terpaku. Didepannya berdiri Kyuhyun dengan parka orangenya yang terang, berdiri tenang sambil bersandar pada dinding studio sambil menatap jalanan Insadong.

 

“Oppa…??”, tanya Yuri heran ketika berdiri didepan Kyuhyun yang kini menatapnya dengan sepasang matanya yang tersenyum.

 

“Hai..aku menjemputmu. Bagaimana kalau kita makan bulgogi?”, senyum Kyuhyun.

 

Dan ketika melihat senyum miring itu seketika Yuri menekan dadanya. Ada bunyi Klik disana yang membuat darah Yuri berdesir hingga ke pipinya.

 

To be continue…

 

Anneyeong!! Mian ne..aku baru update part ini :”D semoga kalian gak meninggalkanku ya atas keterlambatanku memposting part 12..gimana reader? udah cukup panjang ya partnya hehehehe..pelan-pelan Kyuri mulai berkembang nih perasaannya. pokoknya kutunggu komentar kalian ya Kyuri shipper ^^ happy reading…:)