Tags

, , , , , , , , , , ,

PicsArt_1428925339829

 

Part 11

 

Dengan rasa malu tingkat tinggi, Yuri melempar botol lotion ke arah Kyuhyun dan dengan cepat pula Kyuhyun segera menutup pintu kamar sambil berteriak. “Mian ne!! Aku tidak bermaksud mengintip!!”.

 

“Aish..sialan! Brengsek!”, Yuri terduduk di tepi ranjang dan mengusap wajahnya yang terasa panas terbakar. Jantungnya berloncatan seakan ingin membobol dadanya. Dia menutup wajahnya dan mengeluh pelan.

 

“Bagaimana ini…aduuuhh…malunya..”, dia menepuk-nepuk kedua pipinya dan dan bergumam panjang pendek sambil segera mengenakan kemeja lengan pendeknya dan celana jeans.

 

Dia kembali menatap wajah di cermin dan masih saja merah padam seperti kepiting rebus. Dia menekan kedua tangannya pada meja toilet dan kembali bergumam gusar. “Salahku sendiri tidak mengunci pintu…tapi dia juga kenapa tidak bersuara sama sekali kalau sudah kembali!! Aahhhh….”, dia mengacak rambutnya dan berjalan ragu menuju pintu.

 

Sebentar tangannya terulur menjangkau gagang pintu tapi kemudian ditariknya kembali. Dia berputar-putar di kamar itu dengan bingung.

 

“Aish…bagaimana ini..”, Yuri meniupkan napasnya ke atas rambutnya. Dia tidak tahu bagaimana menampakkan muka di hadapan Kyuhyun.

 

***

Sementara Kyuhyun juga bolak-balik didepan kamar dengan rasa salah. Dia mengetuk kepalanya dengan pelan dan melenguh.

 

“Dasar kaki ini..tidak bisa diajak kompromi”, omelnya pada diri sendiri. Dia pasrah jika keluar dari kamar Yuri akan memukulnya. Berulang kali dia mencoba mengucapkan kata-kata penyesalan.

 

“Maafkan aku Yuri-ssi..aku tidak sengaja..tapi..kau juga kenapa tidak mengunci pintu? Aaaa…Ini bukan permintaan maaf”, Kyuhyun menggelengkan kepalanya ketika terdengar suara pintu terbuka.

 

Tampak Yuri keluar dari kamar dengan rambut terurai dan wajah masih merona. Kyuhyun berdiri dengan siaga, menunggu. Yuri menatap Kyuhyun dengan masam dan berjalan melewati pria itu dan menuju sofa ruang tengah.

 

Kyuhyun mengikuti dibelakangnya dan menatap heran pada Yuri yang cuma duduk dengan mata nyalang ke acara musik yang baru saja dihidupkannya.

 

“Yuri-ssi…”

 

“Seberapa banyak yang kau lihat, Oppa?”, tukas Yuri tanpa menoleh.

 

“Mo??”, Kyuhyun menunduk menatap Yuri dengan bingung.

 

Yuri mengangkat wajahnya dan menatap Kyuhyun dengan pipi merona. “Seberapa banyak yang kau lihat tadi”, tuntutnya.

 

Kyuhyun menggaruk belakang kepalanya. “Oh, itu…aku hanya melihat punggungmu..”, Kyuhyun nyengir tapi segera mengunci mulutnya ketika melihat kilatan mata bening Yuri. “Tapi aku segera memutuskan untuk pergi sebelum kau melihatku..ahh…tapi aku tersandung. Mian ne”, Kyuhyun membungkukkan badannya. Dia sungguh-sungguh minta maaf.

 

Yuri menatap rambut cokelat yang membungkuk didepannya. Dia menghela napas. Dengan cemberut dia menyahut ketus. “Awas kalau kau bohong”.

 

Kyuhyun segera menegakkan kembali badannya dan menggoyangkan tangannya. “Aku bersumpah..aku hanya melihatnya sebentar..ya sebentar saja”, dia berusaha menyakinkan Yuri.

 

Yuri tetap cemberut tapi dia mengalihkan matanya kembali pada televisi. “Sudahlah..salahku juga lupa mengunci pintu. Pergi mandilah! Kita harus bertemu Sutradara Bong. Kau bau”, usir Yuri.

 

Kyuhyun segera mengambil kesempatan itu untuk pergi dari hadapan Yuri. Yuri menghela napas, Yuri menopang dagunya. Dia menunggu Kyuhyun mandi sambil menonton.

 

***

 

Gureum Cafe terletak di 1333-1 Banpo-dong, Seocho-gu. Cafe ini juga dikenal dengan nama Cloud Cafe. Nama itu diperoleh karena cafe yang berada di Seoul ini memiliki bentuk yang unik dan letaknya berada di ketinggian. Jika kita kesana pada malam hari, kita bisa menikmati pemandangan Kota Seoul yang indah dan gemerlap bagaikan melihat pemandangan dari atas awan.

 

Yuri dan Kyuhyun turun dari mobil dan berjalan memasuki kafe. Yuri melirik Kyuhyun yang saat itu mengenakan jaket hooddie hitam dan menutup kepalanya dengan hooddie, berjalan agak menunduk ketika menyusuri kafe itu menuju lift. Pria itu selalu terlihat sempurna dengan pakaian apapun.

 

Kyuhyun bersandar pada dinding lift sambil melirik Yuri yang tengah menatapnya. “Masih marah? Kupikir tadi kau akan memukulku”, smirk evilnya bermain menggoda Yuri.

 

Yuri tersentak dan mencibir. “Kita sama-sama salah..tapi…jika sekali lagi kau mengintip..”

 

“Ku bilang aku tidak mengintip..aku tidak sengaja”, bantah Kyuhyun.

 

Yuri mengibaskan tangannya. “Malam ini aku akan tidur di sofa”, tukas Yuri mengalihkan percakapan.

 

Kyuhyun mengangkat bahu. Lalu dia menatap Yuri yang hanya mengenakan kemeja lengan pendek dan celana jeans tanpa parka. “Apa kau tak dingin?”, tunjuk Kyuhyun.

 

TING!!

 

Pintu lifr terbuka dan Yuri melangkah keluar duluan diikuti Kyuhyun yang terus berjalan menunduk dengan kedua tangan dalam saku celana.

 

Yuri menjawab santai. “Aku berencana setelah dari sini akan singgah ke dorm..mengambil beberapa pakaian dan parka..lagipula aku merindukan mereka”.

 

Mereka menuju meja di bagian sudut kafe dimana sudah di pesan oleh Sutradara Bong. Mereka berdua kelihatannya datang lebih awal dari Sutradara Bong sehingga keduanya punya kesempatan melihat pemandangan gemerlap kota Seoul melalui kaca kafe yang bening. Mereka seolah berada diatas awan karena letak bangunan kafe itu yang berada di ketinggian.

 

Keindahan itu tidak dilewatkan Kyuhyun dan Yuri berselca. Mereka berfoto berdua dilatar belakangi kaca kafe dimana memberikan keindahan kota Seoul.

 

Kyuhyun mengupdate foto mereka di akun sosialnya begitu juga dengan Yuri. Lalu Kyuhyun berkata ringan.

 

“Kukira dalam sehari ini kita sudah berkencan dua kali diluar skenario acara”, tawa Kyuhyun.

 

Yuri kembali merasa pipinya memanas. Dia pura-pura memainkan ponselnya untuk mengecek apapun yang bisa diceknya asal tidak terlibat percakapan intim tersebut.

 

Kyuhyun tanpa sadar mencetuskan apa yang ada dalam benaknya. Membuatnya sendiri terkejut dan memilih diam. Dalam beberapa menit itu mereka hanya diam saja dengan ponsel masing-masing meskipun didalam hati mereka berkata-kata.

 

Sutradara Bong muncul tepat waktu. Kehadiran pria itu mencairkan suasana kaku yang tercipta beberapa menit lalu. Kyuhyun menyadari bahwa Yuri tipe gadis ceria yang cepat pulih. Dia sudah tertawa lagi seperti biasa seolah percakapan soal kencan itu tak pernah terjadi.

 

Ternyata Sutradara Bong memberikan mereka cek sebagai honor selama 2 episode yang sudah mereka lakukan. Selama seminggu meraka akan istirahat syuting karena akan dilakukan proses tayang dan juga dalam waktu seminggu itu, dua hari lagi Kyuhyun akan Super Show di Jepang bersama member Suju.

 

Sutradara Bong tidak lama berada di Gareum Cafe, sekitar setengah jam kemudian dia pergi dengan memberikan Kyuhyun dan Yuri menikmati minuman hangat mereka.

 

“Apa kau ingin berada di sini lebih lama? Kurasa beberapa dari pengunjung mulai memperhatikan kita”, bisik Kyuhyun menunduk. Dia semakin menurunkan hooddienya.

 

Yuri memperhatikan kiri kanan dan memang beberapa pengunjung kafe terutama para gadis remaja mulai melihat ke arah mereka bahkan mereka sudah mulai berbisik dan mengeluarkan ponsel.

 

Kyuhyun dan Yuri bergerak tanpa kentara dari duduknya dan berjalan tenang menuju pintu keluar cafe. Tapi ternyata di luar pintu kafe, mereka sudah di lihat oleh para fans dan beberapa dari mereka berhasil mengambil foto keduanya.

 

“Oppa!!!”

 

“Waaa…Yuri eonni…”

 

Sambil tetap tersenyum, Kyuhyun dan Yuri terus berjalan kearah lift. Kyuhyun segera menekan tombol lift dan salah satu dari fans berhasil menyentuh Kyuhyun sebelum dia dan Yuri masuk ke dalam lift.

 

“Bye-bye”, lambai Kyuhyun tepat ketika pintu lift tertutup dan sempat terdengar suara para fans menyahut bye bye juga.

 

Yuri menghembuskan napas. “Berjalan dengan orang sepertimu cukup merepotkan..”, keluh Yuri, mengerling Kyuhyun.

 

Kyuhyun tertawa tipis, dia memainkan kakinya di lantai lift. “Tapi justru para fanboy diluar sana sedang iri denganku”, melihat mata Yuri yang membelalak heran, dilanjutkannya dengan ringan. “Pria mana yang bisa seberuntung aku melihat punggung mulus seorang Kwon Yuri”, ujarnya menggoda yang membuatnya dipukul Yuri dengan gemas.

 

Kyuhyun tertawa tepat pintu lift terbuka. Mereka berjalan menuju pintu keluar cafe dengan sambil tertawa, sama sekali tidak sadar bahwa beberapa sasaeng mengambil foto mereka dan menguploadenya di akun sosial.

 

Dalam perjalanan menuju dorm, Yuri baru teringat soal kamera yang terpasang di kamar apartement mereka.

 

“Ya Tuhan!! Apakah saat itu kemera sedang on? Oppa!!”, Yuri berseru sambil menatap Kyuhyun yang menolehnya dengan cepat.

 

“Ada apa?”.

 

“Saat kau melihat punggungku! Apakah kamera yang dikamar itu sedang on? Ya Tuhan, matilah aku!!”, Yuri menutup wajahnya dengan frustasi.

 

Kyuhyun tak bisa menahan tawanya lagi. Dia tertawa dengan keras membayangkan para tim melihat Yuri sehabis mandi. Yuri menoleh Kyuhyun dan mencubit lengan putih itu yang sedang menyetir.

 

“Heei!! Sakit”, protes Kyuhyun.

 

“Hentikan tawa sintingmu itu. Katakan padaku. Apa. Kameranya. On???”, tanya Yuri.

 

Kyuhyun masih tertawa ketika menjawabnya. “Itu hadiah mereka selama berjam-jam melototi kamera induk…”

 

“Oppaa!!”, bentak Yuri gusar.

 

Kyuhyun mengerling Yuri dan melihat ada linangan di sepasang mata indah itu. Dia tersenyum dan mengetuk dahi Yuri.

 

“Kamera dalam keadaan mati. Aku tahu karena selama kita tidak di apartement kemarin, Seung Min Hyung mengatakan pada asisten sutradara Bong supaya mematikan kamera induk”.

 

Yuri bersandar dengan lega. “Syukurlah…”

 

“Tapi sayang sekali aku tidak membawa ponsel untuk merekamnya…awww”, Kyuhyun memegang kepalanya yang dipukul Yuri dengan gemas.

 

***

Yuri disambut di dorm dengan penuh kegirangan dari 8 orang temannya. Tiffany langsung memesan ramen untuk 10 orang dan beberapa botol soju.

 

“Aaahh…selamat datang pengantin baru”, goda Sooyoung.

 

“Aish! Kami bukan suami istri di luar kamera”, bantah Yuri mengibaskan tangannya. Dia langsung duduk bersila dan memeluk lututnya. “Aku kemari ingin mengambil beberapa jaket dan parka dan…oooooh…aku rindu sekali menjahili kalian..”, Yuri mengembangkan tangannya dan menarik ujung rambut Yoona yang duduk didepannya.

 

“Tapi meskipun tidak ada syuting kalian hidup satu atap. Apa kau sudah melihat Yuri mengigau, Oppa?”, Jessica bertanya pada Kyuhyun yang duduk didekat Sunny.

 

“Mo? Yuri-ssi mengigau..??”, bola mata Kyuhyun membulat. Dia melirik Sunny yang terkikik pelan. “Bagaimana dia mengigau?”,tunjuk Kyuhyun pada Yuri yang tengah menatapnya.

 

“Yuri punya kebiasaan tidur sambil berjalan, dia pasti bangun, menyalakan lampu, cek ponsel, kemudian mematikan lampu dan kembali tidur. Dan dia pernah tidur dalam keadaan yoga”, Sunny menjelaskan sambil tertawa.

 

“Sunny, kau tak perlu menjelaskan pada dia”, protes Yuri, malu.

 

Kyuhyun terdengar tertarik. “Benarkah? Bagaimana kau bisa tahu”, dia mendesak Sunny.

 

“Aku mantan roomatenya sebelum Yoona. Dan semua sudah tahu hal itu”.

 

“Dia pernah tidur dalam keadaan yoga??”, Kyuhyum masih berniat ingin mengetahui kebiasaan Yuri, tanpa disadarinya.

 

Yuri semakin gemas. Dia mendorong bahu Kyuhyun yang duduk diantara dia dan Sunny. “Untuk apa kau tahu itu”.

 

“Yuri sangat jago dalam yoga. Karena itu dia memiliki tubuh paling indah”, sahut Tiffany.

 

“Aaahh…kalau hal itu aku tahu”, cetus Kyuhyun spontan, membuat 8 gadis didepannya terdiam.

 

Seohyun menutup mulutnya menahan senyum. “Oppa…dari mana kau tahu itu”, pancing Seohyun tersenyum.

 

Kyuhyun terdiam. Dia merasakan tatapan membunuh dari Yuri. Dia tertawa konyol. “Aahh

..itu..aku hanya menebak saja..haha..”, Kyuhyun mengelak sambil memindahkan tubuhnya menjauhi Sunny yang menjadi pemisah dia dan Yuri.

 

“Ah..Oppa..kaliankan tidur sekamar..responmu tadi mencurigakan”, sambung Hyoyeon dengan mata penasaran.

 

“Anio..punggung..”, mulut Kyuhyun tertutup oleh telapak tangan halus milik Yuri yang sudah meloncat ke dekatnya. Kyuhyun mengap-mengap oleh dekapan telapak tangan Yuri dan tawa 8 gadis itu pecah.

 

***

“Seharusnya kau tidak bercerita dengan mereka kalau kau mengintipku”, gerutu Yuri ketika keluar dari kamar mandi dengan sweater dan celana panjang menuju ruang tengah dimana Kyuhyun tengah duduk sambil menunduk ke arah meja.

 

“Sudah ku bilang aku bukan mengintip”, bantah Kyuhyun kesekian kali tanpa mengangkat wajah dari meja, di tangannya tampak sedang memegang sebatang pensil.

 

Sambil menggelung rambutnya, Yuri melongok dari belakang punggung Kyuhyun. Dilihatnya Kyuhyun sedang menuliskan angka-angka disana sini.

 

“Apa yang sedang kau lakukan?”, tanya Yuri heran. Dia memutari sofa panjang itu dan menjatuhkan dirinya disamping pria itu, mengangkat sebelah kakinya dan meraih remote televisi. Film drama segera menyambutnya.

 

“Aku sedang mengerjakan soal-soal matematika jika sedang sendirian”, jawab Kyuhyun.

 

Yuri menoleh dan sekali lagi mengintip kertas yang dicoret-coret oleh Kyuhyun. Itu memang soal matematika.

 

“Waah…jadi rumor itu benaran ya? Kau member terpintar kedua setelah Kibum Oppa”, ujar Yuri kagum.

 

Kyuhyun mengangkat mukannya dan sejenak terpukau dengan wajah didepannya. Yuri tampak begitu cantik dan imut dengan model rambut digelung seperti itu. Apalagi dengan sweter seperti itu. Kyuhyun kadang merasa 6 bulan yang akan dijalaninya bersama Yuri akan membuat masalah baginya.

 

Yuri sendiri tersentak ketika bertatapan langsung dengan sepasang mata hitam pekat milik Kyuhyun. Dia tidak tahu apakah 6 bulan kebersamaan mereka dalam reality show ini membuatnya beruntung atau malahan menjadi jebakan untuknya. Kyuhyun terlalu membuatnya terpesona.

 

Sudah dua hari penuh mereka menjalani kehidupan bersama meskipun dibawah sorotan kamera. Tapi kadang Yuri melupakan bahwa mereka sedang syuting. Rasanya semuanya berjalan sangat wajar.

 

Pikiran dan perasaan Kyuhyun juga seperti Yuri. Dia sendiri tidak tahu mengapa dia seakan selalu tertarik untuk mengetahui diri Yuri. Ada sebuah keinginan dihatinya ingin berdekatan dengan Yuri yang galak dan tomboy itu. Dan hatinya selalu berkata-kata bagaimana dia bisa melewatkan member SNSD yang satu itu dari pandangannnya selama ini? Ini konyol!!

 

Kyuhyun segera sadar dan dia berdehem, membuat Yuri mengerjabkan matanya. Kyuhyun mencoba melihat yang lain selain Yuri sehingga dia melihat sebuah bantal dan selimut dalam pelukan gadis itu.

 

“Apa maksud bantal dan selimut itu? Kau serius tidur disini?”, tanya Kyuhyun.

 

Yuri meraih selimut dan membungkus dirinya dengan benda itu. Dia meletakkan kepalanya di sandaran sofa. Dia pura-pura menguap.

 

“Dan aku sudah mengantuk. Hush hush”, senyumnya seraya mengibaskan tangan seolah mengusir Kyuhyun.

 

“Aku bisa tidur dibawah seperti kemarin..”

 

“Dan mendengar dengkurmu yang seperti babi?”, sindir Yuri.

 

Kyuhyun mendengus dan dia mengemasi kertas soal matematikanya dan bangkit berdiri. Dengan berjalan dengan malas, dia menuju kamar tidur. “Tidurlah disitu”, tukasnya ketus.

 

Yuri mengangkat bahu melihat Kyuhyun seperti jengkel padanya. Sambil menarik selimut, dia merebahkan tubuhnya di sofa dan mulai menonton drama.

 

Sejak masuk ke kamar, Kyuhyun hanya mondar mandir sambil menggerutu kesal. Dia tahu udara musim gugur mulai dingin. Bagaimana juga di dalam kamar ada penghangat.

 

“Dasar gadis keras kepala”, Kyuhyun membuka pintu dan bertekad akan memaksa Yuri tidur di kamar sementara dia akan tidur di sofa.

 

Kyuhyun terpaku melihat Yuri yang telah pulas di sofa dengan film drama yang masih disiarkan. Sebelah tangannya terjulur keluar dari sofa dengan menggenggam remote televisi.

 

Kyuhyun menggelengkan kepalanya dan dengan hati-hati mengambil remote yang digenggam Yuri. Dia menahan napasnya ketika menarik benda itu. Tidak ada reaksi dari Yuri. Gadis itu masih begitu pulas. Napasnya terdengar teratur.

 

Kyuhyun mematikan televisi dan meletakkan remote itu diatas meja. Lalu dia membungkuk, mengangkat tubuh Yuri dengan hati-hati dalam pondongannya.

 

Kedua tangannya mendekap erat tubuh Yuri dan di gendongnya gadis itu menuju kamar tidur. Kyuhyun menatap wajah Yuri yang terletak hangat didadanya yang keras. Dan Kyuhyun harus menahan napasnya merasakan tubuh Yuri dalam gendongannya.

 

Didorongnya pintu kamar dan sangat perlahan dia membaringkan Yuri di tempat tidur. Diletakkannya kepala Yuri dalam posisi yang nyaman di bantal. Diselimutinya Yuri dan sejenak ditatapnya wajah yang tertidur itu.

 

“Kalau tidur benar-benar persis wajah dewi..tapi kalau sudah sadar…seperti Judas”, gumam Kyuhyun.

 

Sekali lagi dia menatap wajah Yuri. Berusaha mengingat mengapa dia sama sekali tidak mengingat Yuri diantara member SNSD? Apa yang terjadi sehingga gadis itu seolah lenyap dari memorinya. Mengapa berdekatan dengan Yuri seakan tidak asing?

 

Kyuhyun menggelengkan kepalanya. Entah apa yang menggerakkan hatinya, tiba-tiba dia membungkuk dan dengan lembut dia mengecup dahi mulus Yuri. Sama sekali tidak tahu bahwa ketika itu dilakukannya, kamera di kamarnya tiba-tiba telah dalam keadaan on tepat pada saat Kyuhyun mengecup dahi Yuri.

 

To be continue…

 

Anneyong..part 11 berhasil sudah aku post semoga kalian merasa senang di akhir part ini yaa..scene romantis mereka memang belum banyak terjadi soalnya keduanya sama-sama kaya gengsi gituuu hehehehe..pelan tapi pasti sedikit-sedikit perubahan keduanya bakalan terlihat 🙂 soooooo….happy reading yaaa :”)